kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi Batubara Turun, Cermati Saham yang Masih Menarik


Senin, 23 September 2024 / 14:07 WIB
Produksi Batubara Turun, Cermati Saham yang Masih Menarik
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/kye/17.


Reporter: Jose Akmal | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Produksi batubara mengalami penurunan sekitar 15% menjadi 62 juta ton pada Agustus 2024. Meski turun, total produksi sejak awal tahun masih tercatat naik 3,4% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu mencapai 540 juta ton.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan menjelaskan penurunan ini disebabkan oleh tingginya curah hujan di Sumatera dan Kalimantan, yang melampaui perkiraan. Berdasarkan prediksi BMKG, musim hujan berkelanjutan di September diperkirakan akan menjadi tantangan tambahan bagi peningkatan produksi pada sisa tahun 2024.

"Kami memperkirakan sedikit penurunan pada produksi di kuartal ketiga 2024. Namun, kami tetap mempertahankan estimasi produksi setahun penuh di kisaran 780-830 juta ton (+1,5%-7,4% YoY), meskipun proyeksi cenderung mendekati batas bawah akibat curah hujan tinggi," jelas Rizkia.

Kemudian dari sisi konsumsi, di bulan Agustus konsumsi batubara domestik juga tercatat turun 4,2% MoM menjadi 31,2 juta ton. Padahal secara tahunan konsumsinya masih tumbuh 19,9% YoY. Sebaliknya, ekspor batubara Agustus justru meningkat 3% MoM menjadi 38 juta ton.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Menanti Keputusan MIP Batubara

Mirae Asset mempertahankan proyeksi konsumsi domestik tahun 2024 sebesar 387 juta ton (+12% YoY), didukung oleh pertumbuhan aktivitas manufaktur dan hilirisasi. Sementara itu, ekspor diperkirakan terus meningkat seiring permintaan dari China dan India. Indonesia mendapat manfaat dari transisi China menjauh dari batu bara Australia. Selain itu,sanksi ekonomi terhadap Rusia mempersempit ruang ekspor mereka, menciptakan peluang bagi negara lain seperti Indonesia.

Harga batu bara Newcastle rata-rata mencapai USD 134 per ton YTD. Pada Agustus, harga batu bara naik 8% MoM menjadi USD 146 per ton, didorong oleh peningkatan permintaan menjelang musim dingin. Mirae Asset mempertahankan perkiraan harga untuk tahun 2024 di kisaran US$ 130- US$ 140 per ton. Rizkia memberikan pandangan netral terhadap sektor batu bara.

Melihat situasi tersebut, Rizkia menyebut saham Adaro Energy (ADRO) masih menarik untuk pemburu dividen. Proyeksi dividen tunai sebesar Rp 305-308 per saham pada 2024, ditambah kemungkinan dividen khusus. Ia merekomendasikan hold untuk ADRO dengan target harga (TP) Rp 3.660 per saham, yang mengimplikasikan P/E 5,2x (-0,5 SD dari rata-rata P/E lima tahun).

Baca Juga: Emiten Batubara Kompak Menggenjot Produksi

Harga saham beberapa perusahaan, termasuk ADRO dan PT Bukit Asam (PTBA), telah meningkat masing-masing 5% dan 2% sejak laporan industri bulan lalu. Namun untuk PTBA, ia menurunkan rekomendasi sell dengan TP tetap di Rp 2.500 per saham, mengimplikasikan P/E 5,4x.

Sementara untuk Indo Tambangraya Megah (ITMG), Mirae Asset mempertahankan rekomendasi hold dengan TP Rp 25.000, mengimplikasikan P/E 5,4x (-0,5 SD dari rata-rata P/E lima tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×