Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume produksi batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada semester pertama tahun ini sebesar 8,9 juta ton. Capaian ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11,4 juta ton.
Mengutip materi paparan publik ITMG di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/8), konstituen Indeks Kompas100 ini memproduksi 4,4 juta ton batubara pada kuartal kedua 2020. Realisasi ini lebih rendah dari target yang dipasang. Salah satunya akibat curah hujan yang tinggi sehingga mempengaruhi aktivitas pertambangan. Rata-rata nisbah kupas pada kuartal kedua sebesar 10,8 kali, naik tipis dari nisbah kupas pada kuartal pertama yakni 10,7 kali.
Namun, di kuartal ketiga, ITMG memperkirakan volume produksi akan lebih tinggi seiring peningkatan volume produksi di Trubaindo dan Bharinto yang disertai nisbah kupas yang lebih rendah, yang diestimasikan hanya 9,7 kali. Volume produksi pada kuartal ketiga 2020 diperkirakan mencapai 5.1 juta ton.
Baca Juga: Pelemahan harga batubara bikin laba bersih Indo Tambangraya (ITMG) merosot 57,80%
Adapun target volume produksi batubara ITMG untuk tahun ini adalah sebesar 20,1 juta ton. “Namun, kami masih me-review secara internal untuk angka keseluruhannya,” ujar Yulius Gozali, Direktur Hubungan Investor ITMG kepada Kontan.co.id, Rabu (19/8).
Adapun dari sisi penjualan, Yulius mengatakan realisasi volume penjualan batubara ITMG pada paruh pertama tahun ini mencapai 11,1 juta ton, turun 1,2 juta ton dari periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal kedua, ITMG menjual 5,3 juta ton batubara atau turun 8% secara kuartalan.
Jika menilik berdasarkan wilayah penjualan, China masih menjadi konsumen terbesar dengan raihan penjualan 3,2 juta ton atau 28,8% dari total penjualan pada paruh pertama 2020. Disusul penjualan ke pasar Jepang sebesar 2,6 juta (24%), pasar domestik sebesar 1,9 juta (17%), hingga Filipina sebesar 0,8 juta ton (7%). Adapun ITMG menargetkan mampu menjual 22 juta ton batubara pada tahun ini.
Baca Juga: Indo Tambangraya Megah (ITMG) Belum Berencana Merevisi Target Produksi Tahun ini
Dari sisi permintaan, ITMG menilai pembukaan ekonomi yang mulai dilakukan pada Mei 2020 membuat permintaan energi global perlahan meningkat. Akan tetapi, pemulihan permintaan cenderung lambat dan tidak merata.
Di China, pemulihan ekonomi dan peningkatan produksi domestik diimbangi dengan peningkatan produksi listrik dari sumber hidro mengindikasikan belum pastinya relaksasi kuota impor batubara. Di India, penutupan aktivitas ekonomi akibat imbas Covid-19 telah menurunkan permintaan energi dan aktivitas industri secara signifikan. Sementara fokus ditujukan pada konsumsi batubara lokal.
Di pasar seperti Jepang dan Korea, pemulihan permintaan energi melambat karena kembali maraknya kasus Covid-19. Di sisi lain, Vietnam terus meningkatkan permintaan impor batubara.
Baca Juga: Indo Tambangraya Megah (ITMG) belum berencana revisi target produksi batubara di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News