kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Produksi batubara DOID turun tahun lalu


Kamis, 22 Januari 2015 / 11:34 WIB
Produksi batubara DOID turun tahun lalu
ILUSTRASI. Yuk simak hal-hal apa saja yang perlu Anda pertimbangkan sebelum meletakan sofa di kamar tidur


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Lesunya industri batubara dunia, menyebabkan volume produksi PT Delta Dunia Makmur, Tbk (DOID) turun. Sepanjang tahun 2014, volume pengupasan tanah (overburden removal) batubara DOID hanya 276,7 juta bank cubic meter (bcm),  merosot 6,8% dibanding tahun 2013 sebesar 297 juta bcm..

Sementara produksi batubara DOID juga turun dari 32,6 juta ton di 2013 menjadi 30,9 juta ton di tahun lalu. Errinto Pardede, Direktur DOID, memperkirakan, tahun ini pasar batubara belum akan  pulih. Sehingga, target volume pengupasan tanah pada tahun 2015 ini tak jauh berbeda dari pencapaian tahun 2014. "Mungkin di 76 juta bcm-280 juta bcm," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (20/1).

Sepanjang tahun 2014, DOID memang banyak menahan ekspansi dan mengetatkan efisiensi. Belanja modal alias capital expenditure (capex) perseroan yang terserap tahun lalu US$ 40 juta.

Nah, tahun ini, DOID menganggarkan belanja modal lebih tinggi, yakni US$ 56 juta. Dana tersebut  berasal dari kas internal, yang masih tersedia sebesar US$ 155,4 juta per September 2014 lalu.

Dana itu akan mengalir ke penambahan alat berat demi menggenjot ekspansi perusahaan. Meskipun pasar batubara lesu, DOID banyak berharap dari proyek-proyek pembangkit listrik yang sedang digenjot pemerintah. "Harapan kami, permintaan di industri batubara bisa ikut naik," jelasnya.

DOID juga berharap, profil utang tahun ini bisa lebih efisien. Akhir tahun lalu, DOID, melalui entitas anak, PT Bukit Mandiri Utama, sepakat dengan kreditur mengubah fasilitas utang US$ 825 juta dari jatuh tempo  31 Maret 2018 menjadi 31 Desember 2019. Amandemen ini bisa mendongkrak pertumbuhan.

Pada perdagangan saham DOID di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (21/1), harga saham emiten ini ditutup turun tiga poin atau 1,86% ke  Rp 58 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×