Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mencatatkan volume pemindahan lapisan tanah atau overburden (OB) removal sebesar 22,6 juta bank cubic meter (bcm) pada periode Juli 2020.
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur, Regina Korompis, mengatakan, realisasi ini turun 45% dari realisasi Juli 2019.
Sementara itu, produksi batubara DOID pada Juli 2020 sebesar 4,3 juta ton, atau mengalami penurunan 11% secara year-on-year (YoY). Hal ini dikarenakan pasar batubara yang melemah berkepanjangan sehingga mendorong pelanggan DOID untuk berproduksi di level yang lebih lambat.
Baca Juga: Anak usaha diperkirakan sulit bayar obligasi, ini kata Delta Dunia Makmur (DOID)
“Curah hujan mulai meningkat dan dua kali lebih tinggi dari periode Juli 2019,” ujar Regina, Kamis (3/9).
Saat ini, emiten kontraktor pertambangan batubara ini terus mengejar kontrak anyar untuk proyek pemindahan lapisan OB. Tetapi, hingga saat ini belum ada kontrak yang difinalisasikan. Namun, Regina mengatakan baru-baru ini DOID mendapatkan proyek infrastruktur dengan Bayan group.
Per semester I-2020, DOID mengantongi pendapatan sebesar US$ 352,09 juta, turun 19,58% secara tahunan. Sebanyak US$ 173,67 juta atau 49% dari total pendapatan DOID berasal dari PT Berau Coal, disusul pendapatan dari PT Adaro Indonesia sebesar US$ 41,44 juta (12%), dan PT Kideco Jaya Agung senilai US$ 28,75 juta atau 8% dari total pendapatan DOID.
Baca Juga: Moody's: Jatuh Tempo Obligasi dan Harga Batubara Jadi Tantangan Besar Bagi BUMA
Sementara itu, DOID membukukan kerugian senilai US$ 7,86 juta, berbanding terbalik dari capaian pada semester I-2020 dimana emiten kontraktor batubara ini masih mendulang laba bersih senilai US$ 4,06 juta.
Ke depan, DOID masih akan berfokus pada efisiensi, yang merupakan kunci untuk meningkatkan kinerja di tengah kemerosotan harga batubara. Pada penutupan perdagangan hari ini, DOID ditutup pada level Rp 282 per saham setelah melemah 2,76%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News