kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Produk SBN atau Reksadana Pendapatan Tetap, Mana yang Lebih Cuan?


Sabtu, 09 September 2023 / 22:38 WIB
Produk SBN atau Reksadana Pendapatan Tetap, Mana yang Lebih Cuan?
ILUSTRASI. Obligasi Negara.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi diperkirakan bakal kembali kondusif, setelah sempat mengalami fluktuasi di bulan Agustus lalu. Investor bisa memilih untuk berinvestasi langsung pada Surat Berharga Negara (SBN) atau melalui produk-produk reksadana.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja melihat, pasar obligasi akan berangsur membaik karena perkembangan terbaru dari dinamika global dan domestik.

Dari eksternal, data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pelemahan akan membuat ekspektasi bahwa bank sentral AS sudah semakin mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga.

Sementara itu, inflasi yang terjaga, permintaan domestik yang kuat dan pasokan obligasi yang terkendali di tengah defisit anggaran yang mengecil menjadi katalis penting bagi pasar obligasi tanah air di tahun ini.

Arus masuk investasi asing pada SBN juga berpotensi kembali berlanjut, hal itu mengingat kepemilikan asing masih cukup rendah yaitu hanya sebesar 15,51% per akhir kuartal II 2023.

“Semua faktor di atas tetap mempertegas diskursus bahwa pasar obligasi tetap menawarkan peluang yang baik untuk investor,” ungkap Freddy dalam siaran pers, Jumat (8/9).

Baca Juga: Dana Asing Berpotensi Kembali Masuk Pasar Obligasi Domestik

Nah, pertimbangan selanjutnya adalah memilih antara berinvestasi obligasi lewat reksadana pendapatan tetap atau langsung ke aset Surat Berharga Negara.

Berikut informasi terkait perbandingan reksadana dan SBN yang bisa menjadi pertimbangan sebelum mulai investasi.

1. Penerbit

Reksadana pendapatan tetap merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh manajer investasi yang didalamnya terdiri dari efek-efek obligasi atau surat utang, bisa surat utang pemerintah (SBN) ataupun surat utang korporasi swasta.

Freddy menjelaskan, satu produk reksadana pendapatan tetap memiliki beragam surat utang di dalamnya dengan beragam jangka waktu. Artinya dengan membeli reksadana pendapatan tetap, investor telah melakukan diversifikasi memberikan pinjaman ke berbagai pihak, dengan berbagai jangka waktu dan berbagai tingkat imbal hasil.

Sementara jika membeli surat utang dari satu pihak, artinya investor memberikan pinjaman pada pihak tersebut dengan imbalan bunga atau kupon yang diterima berkala yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Dana Asing Cabut dari Pasar Obligasi di Agustus 2023, Bagaimana ke Depannya?

2. Jumlah Investasi Minimum

Berbicara tentang modal investasi, reksadana pendapatan tetap tidak membutuhkan modal yang besar dan persyaratan rumit. Beberapa produk reksadana bahkan hanya mensyaratkan minimal investasi sebesar Rp 10 ribu, dengan dokumen berupa KTP dan rekening bank.

Sementara untuk memulai investasi pada aset SBN, investor membutuhkan modal investasi minimal sebesar Rp 1 juta. Selain KTP dan rekening bank, investor juga harus menyertakan dokumen NPWP.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×