Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) belum lelah menambah jaringan usaha. Hingga akhir tahun nanti, mereka masih akan membuka lima hingga tujuh gerai baru.
Target lokasi ekspansi Prodia adalah kota yang belum mereka rambah. "Rencananya, di Kota Bengkulu, Probolinggo, Jepara, Jatiwaringin, dan Tangerang," ujar Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada kepada Kontan.co.id melalui pesan elektronik, Jumat (31/8).
Dalam catatan KONTAN, biaya ekspansi setiap gerai Prodia berbeda. Selain luas, jenis kepemilikan aset lahan juga memengaruhi biaya pembukaan gerai anyar.
Sepanjang Januari hingga Agustus lalu, Prodia juga menghadirkan outlet di lokasi baru, seperti Bogor, Sorong, Jember, dan Sukabumi. Selain itu, mereka merelokasi gerai di Pluit, Jakarta Utara, dan Cibubur, Jakarta Timur.
Sejauh ini, Prodia tercatat sudah merambah 120 kota di 33 provinsi. Perusahaan berkode saham PRDA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mengoperasikan 288 outlet dan 141 laboratorium klinik.
Tak berhenti pada ekspansi gerai, pada semester II-2018, Prodia juga merencanakan beberapa inovasi layanan. Salah satu yang akan rilis dalam waktu dekat adalah Kontak Prodia. Pelanggan bisa mengakses layanan kesehatan tersebut melalui situs web maupun aplikasi bergerak.
Inovasi layanan lain: metode pemeriksaan pribadi. "Pada semester dua ini, kami juga berencana meluncurkan pemeriksaan terbaru yang berkaitan dengan teknologi generasi terbaru sequencing and microarray," kata Dewi.
Sebelumnya, Prodia sudah meluncurkan sejumlah layanan baru. Sebut saja, layanan tes mutasi gen EGFR ctDNA untuk pengobatan kanker paru-paru. Prodia mengklaim sebagai satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang mampu melakukan pemeriksaan mutasi EGFR ctDNA ultrasensitif.
Layanan anyar lain Prodia adalah laboratorium Patalogi Anatomi, ProHealthy Gut, ProSafe, Marathon Fit Panel, Chatbox Tania, serta e-Prodia. ProHealthy Gut, misalnya, bertujuan untuk memeriksa kesehatan usus dan melihat melihat kandungan zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri saluran pencernaan.
Lebih tinggi
Dalam keterbukaan informasi BEI tertanggal 27 Juli lalu, sepanjang semester I-2018 Prodia telah membelanjakan dana sebesar Rp 202,08 miliar untuk pengembangan jaringan outlet. Lalu, sebanyak Rp 52,29 miliar buat peningkatan kemampuan dan kualitas layanan serta Rp 80 miliar untuk modal kerja.
Total kopral, Prodia menggunakan dana hasil penawaran umum sebesar Rp 334,37 miliar per 30 Juni 2018. Dana tersebut menjadi bagian dari Rp 1,15 triliun yang mereka peroleh saat menggelar initial public offering (IPO)
Lewat penambahan jaringan bisnis dan peluncuran layanan baru, Prodia berharap, target kinerja tahun ini bakal lebih mudah tergapai. Manajemen perusahaan itu masih berpegang pada target awal yang sudah ditetapkan.
Hanya, Prodia tak secara spesifik menyebutkan target kinerja yang dibidik pada semester dua maupun sepanjang tahun ini. "Dalam perjalanan Prodia, kinerja di semester II memberikan kontribusi hasil yang lebih besar daripada semester I," imbuh Dewi.
Berkaca dari capaian kinerja semester I-2018, Prodia mencatatkan pertumbuhan single digit. Pendapatan mereka naik 5,94% year on year (yoy) menjadi Rp 712,59 miliar. Sementara laba tahun berjalan perusahaan yang berdiri tahun 1973 silam itu terkerek 3,59% yoy menjadi Rp 60,86 miliar. (lihat tabel)
Kembali mengintip catatan KONTAN, Prodia Widyahusada lebih mengejar pertumbuhan margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atawa earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA). Tahun ini, mereka ingin margin EBITDA berada pada level 16,8%. Angka tersebut naik sekitar 50 basis poin ketimbang margin EBITDA tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News