Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk berencana menambah 16 outlet baru sepanjang tahun ini. Hingga Maret 2018 ini, perusahaan tersebut sudah merealisasikan dua outlet dengan cara bekerjasama dengan rumah sakit dan klinik dokter.
Asal tahu, jenis outlet Prodia yang akan bertambah pada tahun ini bakal bervariasi. Selain laboratorium klinik, mereka akan membuka Prodia Women's Health Centre (PWHC), Prodia Children's Health Centre (PCHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).
Target Prodia adalah menjangkau seluruh segmen pasar di dalam negeri. "Di awal tahun 2018 ini, kami telah membuka cabang kedua di Bogor pada Januari 2018 dan Sorong, Papua pada Februari 2018, ujar Magdalena Vandry, Head of Investor Relations PT Prodia Widyahusada Tbk kepada Kontan.co.id, Jumat (23/3).
Dua outlet anyar tersebut melengkapi jumlah gerai Prodia sebelumnya. Sampai dengan tahun lalu, perusahaan berkode saham PRDA di Bursa Efek Indonesia tersebut memiliki 283 outlet dan 136 laboratorium klinik yang tersebar di 119 kota.
Prodia tidak bersedia membeberkan anggaran investasi untuk menambah outlet. Sebagai catatan, perusahaan tersebut masih memiliki dana yang berasal dari hajatan initial public offering (IPO).
Prodia menghimpun dana hingga Rp 1,21 triliun saat menggelar IPO pada 7 Desember 2016. Dana bersih yang mereka kantongi sebesar Rp 1,14 triliun.
Dari dana IPO itu, Prodia berencana menggunakan 67% di antaranya untuk pengembangan jaringan outlet. Mereka juga berencana menggunakan 19% dana IPO untuk membeli alat-alat teknologi diagnostik terbaru. Lalu sisanya, untuk modal kerja.
Selain menambah jumlah outlet, tahun ini Prodia akan meningkatkan layanan. " Mengembangkan sistem dan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanan dan kemudahan bagi pelanggan," kata Magdalena.
Pada tahun lalu, Prodia sudah meluncurkan berbagai tes pemeriksaan khusus. Sebut saja pemeriksaan Mutasi Gen EGFR ctDNA untuk pengobatan kanker paru. Ada pula pengembangan layanan pemeriksaan non-invasive prenatal testing (NIPT) bernama ProSafe untuk memprediksi risiko kehamilan bayi down syndrom.
Sementara untuk mempermudah akses masyarakat, Prodia mengembangkan layanan berbasis aplikasi untuk meningkatkan digital experience. Perusahaan ini memiliki layanane-registration dan e-payment yang memudahkan para pelanggan melakukan pemesanan tes pemeriksaan dan pembayaran. Layanan digital lain berupa Prodia Mobile Apps.
Melalui berbagai strategi tadi, Prodia berharap bisa kembali membukukan pertumbuhan kinerja seperti tahun 2017. Sepanjang tahun lalu perusahaan itu membukukan pendapatan neto Rp 1,47 triliun atau naik 8,09% year on year (yoy). Sementara laba tercatat Rp 150,79 miliar atau meningkat 71,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News