Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia investasi sudah lama ditekuni oleh Pratoto S Raharjo, Direktur PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA). Ia pun sudah pernah melalui beberapa krisis yang menghantam pasar modal.
Pratoto pertama kali mengenal dunia pasar modal tahun 1997, tepat satu tahun sebelum krisis moneter (krismon). Ia ingat betul saham pertama yang dia beli adalah saham Bank Danamon Tbk (BDMN). Saat itu harganya Rp 75.
Kala itu, pria yang akrab disapa Toto ini memilih trading saham. Pagi hari, Toto membeli saham dan sore harinya ia menjual saham tersebut ketika sudah memberikan cuan yang cukup.
Baca Juga: Antisipasi dampak corona, multifinance juga dapat stimulus dari OJK
"Itu transaksi yang beli pagi jual sore. Sangat menguntungkan saat itu, karena satu kali kenaikan itu kan naiknya 25 poin atau 33%," kenang dia. Toto juga mengatakan, kala itu saham-saham yang dikoleksi adalah saham yang harganya di bawah Rp 100.
Setelah mencicipi keuntungan dalam berinvestasi saham, Toto pun menjadi ogah beralih ke instrumen investasi lain.
Bahkan, ketika ada seseorang yang menawarkan berinvestasi di instrumen deposito dengan iming-iming bunga 60% setahun, Toto tetap tidak berpaling dari saham.
Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) sumbangkan alat pelindung diri untuk tenaga medis corona
"Lalu saya tanya, ada tidak deposito yang sehari memberi untung 30%? Buktinya saya dengan main saham sehari bisa untung 30%," kelakar Toto.