Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) akan fokus menjalin kerjasama dengan mitra lewat pembentukan perusahaan patungan (Joint Venture/JV) di tengah keterbatasan lahan.
Tahun ini, perseroan telah menyiapkan dana Rp 600 miliar untuk penyertaaan modal pada perusahaan JV.
Giyoko Surachmat, Direktur Pengembangan Bisnis PPRO mengatakan, perseroan lebih memilih bekerjasama dengan pemilik lahan untuk mengembangkan properti dalam jangka pendek dan menengah karena keterbatasan lahan.
"Kalau kita fokus beli lahan yang sudah siap jual harganya pasti mahal. Kita pilih bentuk JV karena dengan dana yang sama kita bisa dapat lahan yang lebih luas untuk dikembangkan," jelasnya pada KONTAN, akhir pekan lalu.
Selain itu, ketersediaan lahan di perkotaaan terutama di Jabodetabek sudah semakin tipis sehingga langkah paling tepat untuk mengembangkan bisnis dalam jangka pendeka adalah lewat kerjasama JV.
Giyoko bilang, saat ini PPRO akan mengakuisisi lahan namun untuk dikembangkan dalam jangka panjang.
Perseroan akan membidik lahan-lahan luas dengan harga murah dan memiliki accesibilitas yang bagus.
Tahun ini, PPRO berencana membentuk lima perusahaan JV.
Pertama, perseroan akan bekerjasama dengan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) untuk mengembangkan empat tower residential.
Giyoko mengatakan, pembentukan perusahaan patungan dengan KIJA akan ditandatangani pada 4 Februari mendatang.
Kedua, perseroan akan menjalin kerjasama dengan PT Sentul City Tbk (BKSL) untuk mengembangkan tiga tower apartemen.
Penandatangan pembentukan perusahaan patungan antara keduanya ditargetkan sudah rampung bulan Februari 2016.
Lalu ketiga, PPRO juga tengah menjajaki negosisasi kerjasama untuk mengembangkan lahan sekitar 20 hektare (ha) di Bandung Selatan.
Nantinya, lahan tersebut akan dikembangkan menjadi kawasan mix use yang terdiri dari apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan dan hotel.
Untuk tahap awal, perseroan akan membangun apartemen.
Giyoko bilang, ketiga calon proyek tersebut akan mulai dipasarkan tahun ini.
Menurutnya, kerjasama dengan BKSL dan KIJA akan memberikan kontribusi besar terhadap marketing sales perseroan tahun ini.
Sementara proyek di Bandung diproyeksi belum akan siginifikan karena perusahaan patungan ditargetkan baru rampung pada akhir tahun.
Sementara yang keempat, PPRO menargetkan perusahaan patungan dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) juga bisa terbentuk tahun ini.
Tahun lalu, keduanya telah melakukan penandatanganan kerjasama Memorandum of Understanding (MoU) untuk pengembangan properti di Jakarta.
Terakhir, perseroan juga tengah menjajaki kerjasama untuk mengembangkan properti di Surabaya.
Hanya saja, Giyoko belum mau mengungkapkan luas lahan yang hendak dikembangkan tersebut.
"Ini masih dalam tahap negosiasi dengan pemilik lahan," ujarnya.
Menurut Giyoko, PPRO akan terbuka untuk melakukan kerjasama patungan untuk mengembangkan properti di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabya dan Makassar.
Pasalnya, kelima kota tersebut memiliki kepadatan penduduk dan pertumbuhan ekonomi tinggi.
Untuk kerjasama JV tersebut, PPRO masih fokus untuk menggarap residential menengah ke bawah.
Sebab menurut Giyoko, proyek dengan segmen tersebut tidak terlalu sensitif dengan gejolak yang ada.
"Ini seperti pengalaman tahun lalu, penjualan proyek kita yang menengah ke bawah cukup bagus. Namun, proyek Middle up di Grand Sungkono Lagoon (GSL) melambat," ungkapnya.
Tahun ini, perseroan menargetkan marekting sales Rp 2,6 triliun atau naik 30% dari pencapaian tahun 2015.
Selain dari kerjasama patungan tersebut, pra penjualan tahun ini masih akan dibidik dari proyek apartemen Ayoma tower I, Grand Kamala Lagoon (GKL) tower II, GSL tower II, Pavilion Permata tower II, Grand Dhamahusada Lagoon (GDL) tower I, Apartemen Amarta Vier toer dan Gunung Putri tower II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News