Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski dihantui ketidakjelasan proses Brexit, mata uang Inggris poundsterling masih bisa menguat terhadap dollar AS. Mengutip Bloomberg, Senin (22/1) pukul 18.40 WIB, pasangan mata uang GBP/USD menguat tipis 0,04% di level 1,2898.
“Sedikit menguat karena rilis data average earning index (AEI) Inggris,” kata analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi Kepada Kontan.co.id, Senin (22/1). Rilis data AEI atau rilis pendapatan pekerja Inggris dalam tiga bulan terakhir mencapai hasil yang positif yakni meningkat 3,4%. Angka ini di atas prediksi sebelumnya sebesar 3,3%.
Selain itu rilis data pengangguran Inggris pun masih rendah yakni 4% atau lebih baik dari prediksi sebelumnya. Kedua rilis data tersebut sedikit menutupi sentimen Brexit. Namun, Brexit masih akan menjadi bandul pemberat bagi poundsterling.
Di sisi lain, penghentian atau shutdown layanan pemerintahan Amerika Serikat (AS) masih berlanjut dan ini membebani pergerakan dollar AS.
Brexit sendiri nampaknya masih jauh dari kesepakatan. Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam pidatonya menyatakan belum ada putusan lebih lanjut soal Brexit. Ini menindikasikan May akan menyiapkan plan B atau rencana cadangan. “Saya melihat sebetulnya tidak ada hal baru dalam pidato May terkait Brexit,” kata Nanang.
Nanang memprediksi, untuk perdagangan besok, pairing GBP/USD berkisar di-support pertama yakni 1,2817, support kedua 1,2756, dan support ketiga 1,2695. Sementara rentang resistance berada di-resistance pertama 1,2939, resistance kedua 1,3000, serta resistance ketiga 1,30615.
Adapun rekomendasi GBP/USD yaitu buy on weekness. Sebab secara teknikal, menunjukan bullish. Indikator moving average (MA) 50, 100 berada di atas garis dan MA 200 berada di bawah garis. Moving average convergence divergence (MACD) bertahan di zona positif. Stock hastic bergerak turun di level 72. Terakhir, indikator relative strength index (RSI) 14 bergerak datar di level 56.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News