kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Poundsterling melemah terhadap dollar AS meski tenggat waktu brexit mundur


Kamis, 11 April 2019 / 19:20 WIB
Poundsterling melemah terhadap dollar AS meski tenggat waktu brexit mundur


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan mata uang GBP/USD melemah setelah Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris untuk menunda brexit hingga beberapa bulan ke depan. Mengutip Bloomberg pada Kamis (11/4) pukul 19.21 WIB pasangan mata uang GBP/USD melemah 0,13% di level 1,3074 dari posisi kemarin pada 1,3091.

Pengunduran deadline brexit tersebut lebih lama dibandingkan penundaan hingga 30 Juni yang diinginkan Perdana Menteri Inggris, Theresa May. Akan tetapi, lebih singkat dibandingkan ekspektasi pasar. Sebelumnya, para analis sempat memperkirakan penundaan hingga Desember 2019 atau lebih lama lagi.

Para petinggi Uni Eropa akhirnya bersedia memberikan ekstensi brexit hingga tanggal 31 Oktober mendatang, selama belum ditemukan kesepakatan tertentu yang dapat disetujui oleh kedua belah pihak. Analis PT Rifan Financindo Berkangka, Yohanes Sigit Hartono menilai, tenggat waktu kali ini bersifat fleksibel artinya, brexit dapat dilakukan sebelum 31 Oktober bila sudah tercapai suatu kesepakatan tertentu.

Poundsterling nyaris tak bergeming sama sekali. Penundaan brexit untuk kedua kalinya dalam tempo sebulan itu dianggap masih sesuai dengan ekspektasi mayoritas pelaku pasar, bahwa Inggris dan Uni Eropa akan sama-sama berusaha menghindari skenario terburuk no-deal brexit. “Keputusan itu juga tak memberikan kejelasan apapun mengenai bagaimana Inggris akan merealisasikan rencananya untuk keluar dari Uni Eropa,” tutur Yohanes kepada Kontan.co.id, Kamis (11/4).

Sementara, data inflasi konsumen atau consumer price index (CPI) Amerika Serikat (AS) naik 0,4% dalam basis bulanan di bulan Maret 2019. Data tersebut lebih tinggi daripada bulan sebelumnya di level 0,2%, sekaligus lebih tinggi dari ekspektasi di level 0,3%. Sektor energi menyumbang kenaikan terbesar hingga 60%, terdorong oleh peningkatan indeks gasoline dan tenaga listrik.

Rilis notulen Federal Open Market Committee (FOMC) terbaru Kamis dini hari kemarin menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan di The Fed ingin mempertahankan suku bunga di sepanjang tahun ini.

The Fed mengumumkan notulen pertemuan FOMC bulan Maret lalu, yang menunjukkan bahwa mayoritas pembuat kebijakan bersikeras jika bank sentral harus mempertahankan suku bunga acuan selama tahun 2019. Hal ini berlangsung di tengah bayang-bayang pertumbuhan inflasi yang melunak dan melambatnya pertumbuhan global.

Yohanes menuturkan data inflasi yang terbilang beragam tersebut diimbangi dengan sikap The Fed membuat dollar AS kembali tergelincir. Indeks dollar, yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang lain, turun tipis 0,07% ke level 96,95.

Yohanes melihat secara teknikal GBP/USD tetap tertahan di bawah resistensi kuat pada grafik harian yang berada di 1,3120 kemarin. Akan tetapi, setelah hasil FOMC masih bisa membuat dollar AS kembali menguat tergantung dari respon pasar, sehingga poundsterling bisa tertekan di bawah level 1,3100.

Pada perdagangan selanjutnya pasangan mata uang GBP/USD kemungkinan akan berada di support terdekat di level 1,3072 - 1,3060 - 1,3040. Sedangkan resistance di level 1,3120 - 1,3146 - 1,3160

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×