Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
“Langkah-langkah tersebut akan meningkatkan biaya konten di Vidio sehingga memperlebar kerugian pada tahun ini. Kami melihat peningkatan konten di FTA-TV dan Vidio akan menurunkan margin, sesuai dengan perkiraan di mana akan terjadi kompresi margin bersih -140bps untuk tahun ini,” imbuh Gani.
Sejauh ini, Gani masih mempertahankan proyeksi kinerja SCMA pada tahun ini karena masih sejalan dengan proyeksi Ciptadana Sekuritas. Menurutnya, pada kuartal II-2021 akan ada pertumbuhan pendapatan SCMA seiring efek low base pada kuartal II-2020. Namun, margin akan lebih rendah seiring peningkatan biaya produksi konten.
Baca Juga: Bisnis rumah sakit sudah konsolidasi, begini kinerja Emtek (EMTK) di kuartal I-2021
Adapun, untuk kinerja tahun ini, Ciptada Sekuritas memproyeksikan SCMA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,5 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,16 triliun.
Gani pun memberikan rekomendasi untuk Hold saham SCMA dengan target harga Rp 1.550 per saham. Hal tersebut seiring dengan menurunnya share audiens yang masih jadi kendala untuk SCMA, lalu potensi pertumbuhan EPS SCMA pada tahun ini hanya 1%, hingga arus kas yang dimiliki SCMA digunakan untuk membayar utang, sehingga tidak akan ada pembagian dividen.
Selanjutnya: Mulai Besok Nippon Indosari Buyback Saham ROTI, Harganya Maksimal Rp 1.600 per Saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News