Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek sektor unggas di 2025 dipandang positif. Momentum Ramadan hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi pendorongnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo berpandangan bahwa prospek emiten unggas di tahun 2025 berpotensi positif. Hal ini seiring peningkatan harga ayam pada momentum Ramadan.
"Selain itu juga adanya MBG yang meningkatkan permintaan yang bisa mendorong permintaan dan bisa berdampak positif bagi kinerja emiten poultry khususnya pada pendapatan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/3).
Equity Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih juga berpandangan serupa. Ia memproyeksikan prospek yang positif untuk sektor unggas dengan mengantisipasi harga rata-rata bulanan DOC dan broiler di pasar akan tumbuh positif dalam beberapa bulan ke depan.
"Didukung sejumlah faktor, antara lain persiapan Ramadan, perbaikan keseimbangan pasokan-permintaan, pertumbuhan konsumsi organik, dan program MBG," terangnya.
Baca Juga: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) akan Buyback Saham Senilai Rp 470 Miliar
Andreas memaparkan, pada awal tahun 2025 ini ia melihat harga rata-rata bulanan DOC dan broiler di pasar masih berada di bawah harga referensi baru yang ditetapkan pada Juli 2024, masing-masing berkisar antara Rp 7.000 - Rp 11.000 per ekor dan Rp 25.000 per kg.
Andreas memaparkan harga pasar rata-rata bulanan untuk DOC sebesar Rp 5.748 per ekor di Januari 2025, turun 6,4% dari rata-rata kuartal IV 2024 dan turun 2,9% dari rata-rata sepanjang tahun 2024. Lalu untuk ayam broiler sebesar Rp 19.821 per kg, lebih rendah 1,7% dan 0,1% dibandingkan dengan rata-rata kuartal IV 2024 dan sepanjang tahun 2024.
Baca Juga: Prospek Cerah Japfa Comfeed (JPFA) Usai Cetak Kinerja Apik di Tahun 2024
Hanya saja, jika dibandingkan dengan Januari 2024 maka harga DOC melesat 83,1%. Sementara harga ayam broiler naik 12,6%.
"Pertumbuhan ini menandai pertumbuhan tahunan selama empat bulan berturut-turut, yang mengindikasikan lintasan harga yang berkelanjutan dibandingkan dengan tahun lalu," tegasnya.
Katalis pendukung lainnya dari biaya bahan baku yang tetap terkendali. Harga pasar rata-rata bulanan untuk jagung dalam negeri pada Januari 2025 meningkat 4% dibandingkan dengan rata-rata bulan sebelumnya menjadi Rp 6.354 per kg, tetapi masih turun 8,6% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Lalu, harga pasar rata-rata bulanan untuk Soybean Meal (SBM) di bulan Januari 2025 meningkat 4% dibandingkan dengan rata-rata bulan sebelumnya menjadi US$ 301,8 per ton. Namun masih turun 17,1% dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun lalu.
Alhasil, Andreas mempertahankan peringkat overweight untuk sektor unggas. Demikian halnya dengan Aziz, mengingat anggaran MBG yang ditingkatkan akan memberikan dorongan untuk sektor ini.
Aziz pun menjagokan JPFA dengan merekomendasikan hold, tetapi dengan target harga yang ditingkatkan menjadi Rp 2.350 dari Rp 2.200. Andreas juga memilih JPFA sebagai pilihan utamanya, sehingga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 2.400.
"Karena kami memperkirakan kinerja yang kuat akan berlanjut di 2025, didorong oleh kemampuannya untuk menjaga keseimbangan harga dan tingkat profitabilitas yang tepat antara pakan ternak dengan DOC, broiler dan segmen makanan olahan," tutup Andreas.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Japfa Comfeed (JPFA) Usai Cetak Kinerja Apik di Tahun 2024
Selanjutnya: BTN Buka Pendaftaran Program Mudik Lebaran Gratis, Ini Syaratnya
Menarik Dibaca: 14 Ramuan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News