kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Posisi Likuiditas Stabil, Moody's Pasang Peringkat Indosat (ISAT) di Baa3


Rabu, 20 Maret 2024 / 04:30 WIB
Posisi Likuiditas Stabil, Moody's Pasang Peringkat Indosat (ISAT) di Baa3
ILUSTRASI. Chief Comm Officer Indosat Ooredoo Hutchison Ritesh Singh (kedua dari kanan) didampingi oleh EVP Head of Marketing IM3 Alistair Johnston (paling kiri) & SVP Head of National Sales IM3 Gede Krishna Jaya (paling kanan) saat menyerahkan hadiah simbolik mobil kepada pemenang IMPoin Pesta Hadiah 2022 di Jakarta (7/2).


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Ratings menetapkan rating PT Indosat Tbk di level Baa3. Moody's  juga mempertahankan prospek emiten berkode saham ISAT di peringkat stabil.

"Afirmasi peringkat Baa3 Indosat mencerminkan posisi pasar yang kuat atas statusnya sebagai pemain telekomunikasi terbesar kedua di pasar seluler Indonesia setelah merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3i) pada tahun 2022," ujar Sweta Patodia, Asisten Wakil Presiden dan Analis Moody's dalam rilis. 

Menurut Patodia, peringkat Indosat mencerminkan dukungan dari pemegang saham utama, Ooredoo Q.P.S.C yang memiliki rating A2, stable dan CK Hutchison Holdings Limited dengan rating A2 stable. Saham ISAT secara tidak langsung dimiliki dua perusahaan tersebut masing-masing memiliki 32,8% dan bersama-sama mengendalikan perusahaan.

Baca Juga: Peringkat Utang Turun, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Agung Podomoro (APLN)

"Prospek peringkat yang stabil mencerminkan ekspektasi kami bahwa Indosat akan terus menghasilkan pendapatan dan arus kas yang kuat berkat penetapan tarif yang rasional," terang Patodia. Tarif yang rasional ini diharapkan bisa membuat metrik kreditnya akan tetap berada pada posisi yang tepat untuk rating saat ini. Namun dia menyebut, ISAT masih membutuhkan belanja modal yang cukup. 

Per 31 Desember 2023, Indosat memiliki sebanyak 98,8 juta pelanggan, menurun dibandingkan tahun 2022 sebanyak 102,2 juta pelanggan. Penurunan pelanggan disebabkan strategi Indosat yang fokus pada pelanggan berkualitas tinggi. 

Indosat, seperti pemain lama di industri ini telah menaikkan harga paket perdana di atas biaya isi ulang, sehingga menghilangkan pelanggan yang tidak aktif. Namun di lain sisi, pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) Indosat menningkat menjadi Rp 38.500 dari Rp 33.900 pada periode yang sama tahun 2022.

Akibatnya, pendapatan konsolidasi Indosat tumbuh 10% pada tahun 2023. Sementara margin EBITDA Indosat meningkat menjadi 47% dari 43% pada periode yang sama. Kenaikan margin Indosat ini karena realisasi sinergi Indosat dan Hutchinson senilai US$ 380 juta.

Baca Juga: Moody’s Ratings Turunkan Peringkat APLN ke Caa3

Moody's melihat bisnis seluler di Indonesia tetap kompetitif dengan intensitas persaingan yang menurun karena tarif yang lebih rasional. Oleh karena itu, jumlah pelanggan Indosat kemungkinan besar akan tetap stabil selama 12 bulan ke depan. 

Namun, kenaikan tarif, peningkatan konsumsi data serta konvergensi seluler akan mendorong peningkatan ARPU dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan sekitar satu digit pada tahun 2024. Sementara itu, realisasi sinergi dan efisiensi biaya berkelanjutan akan mendukung peningkatan profitabilitas Indosat dengan margin EBITDA pada kisaran 48%-50%.

Moody's juga melihat belanja modal Indosat akan tetap besar dengan belanja modal per pendapatan yang disesuaikan berkisar sekitar 30%. Ini karena Indosat terus berinvestasi dalam meningkatkan jaringan dan jangkauannya. 

Pada saat yang sama, Indosat kemungkinan membeli spektrum tambahan pada lelang spektrum mendatang meskipun waktu lelang tersebut masih belum pasti. Indosat juga tidak memiliki kebijakan dividen yang ditetapkan dan berencana mengembalikan keuntungan kepada pemegang saham melalui pembayaran dividen rutin.

Indosat diperkirakan mendanai sebagian besar belanja modal dengan kas internal tanpa adanya penambahan pinjaman eksternal. Namun pinjaman yang disesuaikan masih dapat meningkat jika Indosat terus melakukan transaksi jual dan sewa kembali terkait aset infrastrukturnya.

Akibatnya, utang/EBITDA Indosat akan tetap berada di kisaran 2,0-2,25 kali dalam 12 bulan ke depan. Namun kondisi tersebut tidak akan berdampak buruk bagi Indosat. 

Sebab Indosat dianggap memiliki likuiditas yang sangat baik. Per 31 Desember 2023, perusahaan ini memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 5,2 triliun. Kas ini, dikombinasikan dengan proyeksi arus kas dari operasi sekitar Rp 31 triliun dan komitmen fasilitas kredit yang belum ditarik sebesar Rp 2 triliun. 

Baca Juga: Harga Aluminium Mendekati Level Tertinggi dalam 6 Minggu pada Selasa (12/3)

Menurut Moody's, posisi kas Indosat ini akan cukup untuk menutupi belanja modal, pembayaran dividen dan utang jatuh tempo selama 18 bulan ke depan. Indosat juga dianggap memiliki fasilitas bank yang belum ditarik dan obligasi yang cukup untuk mendukung likuiditasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×