kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pipeline Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Arkora Hydro (ARKO) Naik 120 Megawatt


Kamis, 23 November 2023 / 05:00 WIB
Pipeline Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Arkora Hydro (ARKO) Naik 120 Megawatt
ILUSTRASI. Foto udara PLTA Tomasa milik Arkora Hydro yang terletak di Sulawesi Tengah.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek pembangkit listrik bertenaga air yang berada dalam pipeline PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) mengalami kenaikan. Tahun ini, ARKO mengantongi kenaikan 120 megawatt (MW) yang berada dalam pipeline proyek pembangkit.

Pipeline ini berada di Kalimantan Tengah sebesar 50 MW, Kalimantan Barat sebanyak 50 MW, dan Sulawesi Tengah sebesar 20 MW.  

“Dalam 1 tahun pipeline bisa naik dari 100 MW ke 220 MW, yang artinya ada peningkatan growth lebih dari dua kali lipat,” terang Direktur Utama ARKO Aldo Artoko dalam paparan publik yang digelar virtual, Rabu (22/11).

Aldo menyebut, kenaikan pipeline pembangkit yang dikumpulkan ARKO sejalan dengan peningkatan target bauran energi baru terbarukan (EBT) tahun 2023-2032 yang meningkat menjadi 22,8 gigawatt (GW).  Sebanyak 10,3 GW di antaranya berasal dari pembangkit listrik tenaga air. 

Baca Juga: Intip Kemajuan Proyek Pembangkit Listrik Minihidro Milik Arkora Hydro (ARKO)

“Ini adalah potensi pasar ARKO. Untuk itu kami berfokus pada pencarian lokasi-lokasi baru untuk berpartisipasi dalam bauran energi,” sambung Aldo.

Aldo mengaku, realisasi pembangkit listrik ini punya ketergantungan dengan pemangku kebijakan, dalam hal ini adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun kabar baiknya, arah kebijakan strategis PLN adalah peningkatan bauran energi dari PLTA yang signifikan. PLN melihat hydro power memegang peran krusial untuk mewujudkan bauran energi.

Selain berupaya ekspansi melalui percepatan untuk mendapatkan proyek-proyek dalam pipeline, ARKO juga membuka opsi melakukan akuisisi. Efisiensi biaya juga diimplementasikan oleh ARKO untuk menjaga kinerja.

Direktur ARKO Boy Gemino Kalauserang menambahkan, ARKO juga bakal meningkatkan opsi pendanaan (financing) yang kompetitif. Sebelumnya, ARKO telah menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan I (green bond) dengan jumlah pokok senilai Rp 339,89 miliar.

Baca Juga: Adi Sarana Transportasi (ASSA) Raih Pinjaman Rp 150 Miliar untuk Bisnis CargoShare

ARKO juga melihat bursa karbon sebagai lahan basah yang menjanjikan. Sebagai pelaku yang berkecimpung di industri energi bersih, ARKO melihat bursa karbon sebagai angin segar terhadap kinerja ARKO.

“Kami melihat adanya peningkatan penggunaan energi bersih akan mengakselerasi pasar karbon. ARKO dalam posisi pemain di industri ini berharap dengan usaha yang dijalankan menjadi sebuah katalis positif, memposisikan ARKO sebagai penyedia karbon kredit,” kata Boy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×