Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana berjenis exchanged traded fund (ETF) semakin menunjukkan kinerja cemerlang. Reksadana yang memiliki komposisi portofolio mirip dengan indeks acuannya ini, mampu mencatatkan kinerja di atas acuan. Salah satu yang berhasil menorehkan kinerja ciamik, yaitu Pinnacle Enhanced Liquid ETF (XPLQ) besutan PT Pinnacle Persada Investama.
Produk yang meluncur sejak Agustus 2016 ini mencetak return sebesar 25,91% dalam setahun berjalan alias year on year hingga Selasa (6/2). Angka ini melampaui indeks LQ45, sebagai acuannya, yang membukukan kenaikan 21,24% pada periode yang sama.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Putra mengatakan, strategi pengelolaan reksadana ini dilakukan secara semi-aktif dan sistematis pada saham yang dipilih berdasarkan likuiditas yang terjaga. "Tidak terlalu aktif karena kami berusaha meminimalisir slippage atau transaction cost, yang termasuk tinggi di Indonesia," katanya, Rabu (24/1).
Dalam melakukan strategi tersebut, Pinnacle menggabungkan pendekatan kuantitatif dan fundamental. "Kami fokus terhadap faktor (driver of return) yang telah teruji secara historis untuk menghasilkan alpha," papar Guntur.
Menurutnya, kelebihan reksadana ini yakni strategi investasi yang dilakukan untuk jangka panjang, bukan strategi spekulasi jangka pendek yang umum diterapkan pada reksadana berbasis saham lainnya.
Guntur menjelaskan, cara pembobotan saham di reksadana ini dilakukan secara aktif dan tidak mengikuti bobot indeks LQ45. Namun, secara karakteristik reksadana ini mirip dengan LQ45, karena reksadana ini fokus pada saham large cap yang likuid.
Pembobotan portofolio reksadana ini dilakukan secara aktif berdasarkan beberapa faktor seperti momentum, value, kualitas, dan volatilitas. Diharapkan dengan metode ini, reksadana XPLQ bisa membentuk portofolio likuid yang lebih optimal dari segi risiko dan kinerja. "Ini merupakan salah satu keunggulan Smart Beta ETF di reksadana ini," kata Guntur.
Namun, lantaran pembobotan dilakukan cukup aktif, reksadana ini memiliki kurang lebih 3%-4% tracking error.
Guntur mengatakan, dari sisi pergerakan kinerja reksadana ini akan mengikuti indeks dengan potensial konsistensi alpha 3%-4%. Reksadana ini cocok bagi investor institusi maupun ritel yang menargetkan tingkat pengembalian jangka panjang yang atraktif dan lebih tinggi dari benchmark secara konsisten.
Produk ini bisa dikoleksi dengan minimal investasi awal di pasar primer Rp 50 juta-Rp 60 juta sesuai harga NAV untuk 1 basket. Saat ini, total dana kelolaan Pinnacle Enhanced Liquid ETF masih di bawah Rp 500 miliar. Sementara, total dana kelolaan Pinnacle mencapai Rp 2,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News