kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pindah sektor, tiga saham ini belum layak dilirik


Jumat, 06 Juli 2018 / 19:28 WIB
Pindah sektor, tiga saham ini belum layak dilirik
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan evaluasi rutin tahunan atas Klasifikasi Industri Emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat 13 perusahaan mengalami perubahan klasifikasi industri. Perpindahan sektor tersebut mulai berlaku sejak 2 Juli 2018.

Berdasarkan data BEI, perpindahan terbanyak terjadi pada sektor saham perdagangan besar dan pertambangan. Emiten yang beralih ke sektor perdagangan besar diantaranya HADE, SUGI dan ZBRA. Sedangkan untuk sektor pertambangan ada INDY, SIAP dan TRAM.

Menyusul sektor tersebut, ada juga emiten yang beralih ke sektor makanan dan minuman yakni ADES dan MGNA, sektor transportasi AKSI dan CMPP dan sektor konstruksi non bangunan ada CENT dan GOLD. Sisanya, adalah KREN yang masuk ke sektor investasi, dan INDX ke sektor lain-lain.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, perpindahan terbanyak ada di sektor perdagangan besar dan pertambangan. Masing-masing memiliki prospek yang berbeda.

Untuk perdagangan, perpindahan sektor saham dipengaruhi sentimen perang dagang yang terjadi saat ini. Secara teknikal sektor perdagangan besar berpotensi mengalami rebound.

"Mudah-mudahan saham yang dialihkan ke perdagangan besar (HADE,SUGI,ZBRA) bisa terangkat. Meskipun, masih harus lihat fundamental masing-masing emitennya," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (6/7).

Menurutnya, perpindahan sektor emiten tersebut perlu mendapat apresiasi, apalagi jika sektor ke depan benar-benar mengalami rebound. Namun, dalam jangka pendek Nafan belum menganjurkan investor untuk masuk ke tiga saham HADE, SUGI dan ZBRA.

Untuk HADE, Nafan menilai kinerja perusahaan masih mencatatkan penurunan dan belum membukukan profit, melainkan net loss. Meskipun dari sisi utang masih kecil dan DER di level 4%, namun pergerakan sahamnya masih perlu dicermati dengan seksama.

"Kalau saya belum merekomendasikan HADE, karena harganya masih stagnan. Kalau investor masuk, takutnya nanti nyangkut di level harga 50," jelasnya.

Saham SUGI juga belum menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, dimana perusahaan masih mengalami penurunan net profit, harga saham di level 50 dan flat. Kondisi tersebut sekaligus mencerminkan kondisi perseroan, sehingga investor saat ini diminta untuk wait and see.

Begitu juga dengan saham ZBRA yang memiliki harga jual di kisaran 50. Dengan beban utang yang lumayan besar, yakni di kisaran Rp 1,7 triliun, Nafan belum merekomendasikan investor untuk masuk ke saham tersebut.

"Jadi ketiga saham, likuiditasnya belum tinggi, bahkan ada yang stuck di harga 50, dengan fundamental yang belum bagus. Jadi, investor lebih baik cari saham lain," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×