Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maybank Sekuritas Indonesia menghadirkan 10 perusahaan Indonesia dalam konferensi Invest ASEAN di Kuala Lumpur.
Perusahaan yang dibawa dalam konferensi ini diantaranya adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra International (ASII), PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Suraya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Meskipun nilai tukar dollar telah melemah sebesar 2,55% sejak Juni 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap menjadi pasar dengan kinerja terburuk di kawasan Asia Tenggara.
Namun demikian, perusahaan-perusahaan Indonesia tetap menarik minat investor yang kuat di Invest ASEAN, dengan sebagian besar pertemuan dihadiri dengan baik. Sekitar 30 dana investasi mengikuti sesi strategi Indonesia. Sektor-sektor yang paling menarik perhatian investor menurut Maybank Sekuritas Indonesia dalam riset pada 10 Juli 2025 adalah perbankan, otomotif, dan pertambangan.
Baca Juga: Ekonom Maybank: Dampak Penutupan Selat Hormuz ke Ekonomi RI Masih Moderat
Dalam panel tahun ini bertajuk "ASEAN: Memperkuat Ketahanan dan Integrasi", pembicara tamu Bapak Ferry Irawan (Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI) dan YB Liew Ching Tong (Wakil Menteri Investasi, Perdagangan & Industri Malaysia) menekankan negara-negara ASEAN sebaiknya melampaui persaingan dan mengadopsi pola pikir saling melengkapi. Kawasan ini sebaiknya tampil sebagai satu kesatuan tujuan investasi, bukan pasar yang terfragmentasi.
Ferry juga memaparkan empat pilar kebijakan Indonesia diantaranya adalah meningkatkan nilai tambah manufaktur melalui hilirisasi industri logam dan mengembangkan sektor jasa seperti pariwisata dan ekonomi digital. Selain itu, Ferry juga menyebut, Indonesia akan memperkuat ketahanan pangan dan swasembada pertanian serta berinvestasi dalam perumahan dan infrastruktur.
Dalam sesi korporasi Maybank memaparkan, investor memberikan respons positif terhadap prospek pertumbuhan BRIS dan melihat potensi ekspansi lanjutan, khususnya dalam bisnis emas batangan. Ada juga pertanyaan terkait ANTM, terutama apakah terdapat tanda-tanda awal penurunan permintaan emas ritel.
Pada sesi strategi Indonesia, pertanyaan investor berfokus pada beberapa hal utama seperti negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS, perkembangan inisiatif unggulan pemerintah serta melemahnya konsumsi rumah tangga. Maybank Sekuritas juga menjelaskan, pengetatan likuiditas dalam sistem perbankan dan kehilangan lapangan kerja di sektor manufaktur akibat impor murah.
Baca Juga: Maybank Yakin Permintaan Kredit Nikel Tak Akan Terganggu Isu Moratorium
"Kami menangkap bahwa sebagian peserta terlalu pesimis terhadap implementasi program MBG. Kami justru optimis, sebagaimana tren di masa lalu, bahwa belanja pemerintah dapat meningkat di paruh kedua tahun 2025, yang bisa menjadi peluang kontrarian menarik untuk memanfaatkan sentimen negatif saat ini," terang Analis Maybank Sekuritas Jeffrosenberg Chenlim dalam riset.
Dalam sesi Indonesia Outlook, Maybank Sekuritas juga merasakan banyak investor sependapat dengan pandangan mereka. "Kami menilai bahwa pemulihan makroekonomi dan meredanya risiko global dapat memicu re-rating IHSG dari level yang saat ini tertekan," ujar dia.
Maybank Sekuritas memantau variabel kebijakan utama, termasuk sikap tarif Trump terhadap Indonesia dan mitra global, serta pelaksanaan domestik dari berbagai program besar seperti
inisiatif makan gratis, program 3 juta rumah, sovereign wealth fund Danantara, tanggul raksasa Jakarta (Jakarta Great Sea Wall), serta
Koperasi Merah Putih (koperasi desa).
"Dalam konteks ini, kami merekomendasikan strategi beli saat harga turun untuk tema-tema tertentu," ujar Jeffrosenberg dalam riset. Adapun beberapa saham yang menjadi pilihan diantaranya untuk sektor keamanan energi seperti PT Medco Energy Tbk (MEDC). Kalau penerima manfaat dari program makan gratis, khususnya sektor unggas seperti PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Sementara pilihan saham untuk Pembangunan Tanggul Raksasa Jakarta seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP).
"Untuk saat ini, kami lebih memilih pendekatan konservatif seperti TLKM. Kami juga menyukai BRIS sebagai pilihan jangka panjang," papar Jeffrosenberg.
Baca Juga: Bunga Deposito Maybank Indonesia di Bulan Juni 2025, Tertinggi 4,25%
Selanjutnya: SIM Keliling Bekasi / Tangsel Hari Ini (10/7), Perpanjang SIM Tanpa Uji Praktik
Menarik Dibaca: iPhone 12 Harga Juli 2025, Ini Fitur yang Bikin Gagal Move On ke Model Terbaru!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News