Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pidato Gubernur The Fed, Janet Yellen pada Kamis dini hari (19/1) membawa sentimen positif bagi laju dollar AS. Hal tersebut berimbas tekanan pada mata uang garuda.
Di pasar spot, Kamis (19/1) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,22% ke level Rp 13.376 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah tergerus 0,3% di Rp 13.376 per dollar AS.
Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano mengatakan, sentimen ekternal mendominasi pelemahan rupiah, terutama pidato Janet Yellen. Dalam pidatonya, Yellen mengisyaratkan peluang kenaikan suku bunga yang lebih cepat serta lebih besar dari perkiraan.
Namun, peluang kenaikan suku bunga juga tergantung dari kebijakan ekonomi Donald Trump. Oleh karena itu, pasar masih mengantisipasi Trump setelah dilantik menjadi presiden Amerika Serikat (AS) di akhir pekan ini.
"Pasar akan berspekulasi bagaimana isi pernyataan Trump. Jika kebijakan ekonomi belum jelas, maka akan menguntungkan rupiah," ujar Tonny.
Sedangkan dari dalam negeri masih minim sentimen. Berkaca pada data ekonomi yang sudah dirilis sebelumnya seperti data inflasi dan neraca perdagangan, kondisi dalam negeri sebenarnya cukup positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News