Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan farmasi PT Phapros Tbk merasa yakin untuk bisa berkembang pesat. Tahun ini, Phapros menargetkan kenaikan laba bersih sebesar 50% ke posisi Rp 63,51 miliar. Adapun di tahun lalu, laba per saham Phapros berada di angka Rp 251.
Direktur Keuangan PT Phapros, Budi Ruseno mengakui bahwa kinerja Phapros di tahun lalu memang mengalami perlambatan. Namun ini merupakan dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Terlebih, 90% bahan baku Phapros merupakan impor.
"Kinerja industri farmasi sensitif dengan dollar, karena impor. Sementara kami menjual produk dalam rupiah. Maka kami perlu perluas ekspor," ucapnya, Rabu, (11/6).
Direktur Utama Phapros, Iswanto menyebut bahwa berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di 2015 dapat menjadi potensi besar industri farmasi untuk memperluas pasar ekspor. "Pasar farmasi Asean sudah mulai terbuka, kita mesti siapkan fondasi untuk mampu berkompetisi," ujarnya.
Ia menjelaskan, pasar industri farmasi di Indonesia mencapai Rp 53 triliun dengan pertumbuan 12,93%. Di situ, produsen obat lokal pun tampak masih menguasai pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News