Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjanjian pembelian 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas) oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) telah diteken pada akhir bulan lalu, sekaligus menandai bergulirnya Holding BUMN Migas.
Harapannya, akuisisi itu berefek positif bagi PGN selaku subholding gas, yang mengelola bisnis gas secara terintegrasi di Indonesia. Alhasil, bisa menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi.
Di sisi lain, PGN memiliki pekerjaan rumah untuk segera menyediakan dana demi menyelesaikan transaksi akuisisi tersebut. Sebab, total dana untuk akuisisi Pertagas mencapai Rp 16,6 triliun. Rencananya, PGN akan menggunakan kas internal Rp 5 triliun. Adapun sisanya Rp 11,6 triliun dari pinjaman ke bank.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, hingga kini PGN terus mencari pendanaan. "Kalau sudah ada kejelasan, akan diinfokan," ungkap dia kepada Kontan.co.id, pekan lalu. Rachmat belum menyebut bank mana saja yang dijajaki.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PGAS Said Reza Pahlevy mengatakan hal yang sama. "Masalah funding sudah diperhitungkan semua. Dengan debt to equity ratio (DER) dan kondisi PGN yang cukup sehat, kami masih punya kemampuan bernegosiasi dengan bank maupun market. Kami punya waktu 90 hari," kata dia, Selasa (3/7) lalu.
Pengambilalihan Pertagas dilakukan melalui skema jual beli 2.591.099 saham setara 51% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor Pertagas. Harga akuisisi Pertagas adalah US$ 1,22 miliar. Nantinya, akuisisi itu akan dibayarkan dalam bentuk rupiah senilai Rp 16,60 triliun.
Pengamat Pasar Modal, Reza Priyambada menilai akan ada dampak positif dari akuisisi Pertagas oleh PGN. Hal ini karena PGN bisa memanfaatkan jaringan gas yang telah dimiliki Pertagas.
"PGN bisa memanfaatkan jaringan gas yang dimiliki Pertagas. Kontrak yang sudah berjalan bisa disesuaikan masuk ke kinerja PGN dan bisa digarap bersama," jelas Reza ke Kontan.co.id, Minggu (8/7).
Selain memperbesar jaringan gas lewat akuisisi Pertagas, emiten berkode saham PGAS di Bursa Efek Indonesia ini juga bisa memperluas pasar. "PGN bisa manfaatkan link milik Pertamina untuk perluas pangsa pasar," ujar Reza.
Dengan akuisisi ini, PGN turut menguasai pasar Pertagas Niaga yang saat ini memiliki 100 pelanggan. Adapun jumlah pelanggan PGN mencapai 300.000. Artinya, PGN dapat memperkuat bisnisnya.
Lewat akuisisi pula, dalam jangka pendek PGN akan melakukan sinergi belanja modal dan operasional. Pasalnya, masing-masing perusahaan memiliki segmen pelanggan dan dampak dari akuisisi bisa terlihat di kuartal III-2019.
Tapi dalam keterangan Standard and Poor's (S&P) yang dikutip Bloomberg, akuisisi Pertagas secara subtansial dapat melemahkan neraca keuangan PGN. S&P memberikan predikat kredit jangka panjang "BBB-" pada PGAS pada kategori creditwatch berimplikasi negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News