Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT PG Asset Management meluncurkan reksadana campuran anyar bertajuk Reksadana PG Dinamis Berimbang. Peluncuran produk baru ini dengan pertimbangan perlunya pengelolaan aset yang lebih fleksibel. Apalagi, kondisi ekonomi global saat ini masih dibayangi oleh ketidakpastian.
Achfas Achsien, Fund Manager PG Asset Management bilang, Reksadana Campuran PG Dinamis Berimbang resmi mendapat izin efektif dari OJK pada 9 Maret 2017, dan baru saja meluncur pada 23 Maret 2017.
Sentimen global yang penuh dengan ketidakpastian menjadi latar belakang diluncurkan produk reksa dana ini. "Reksadana campuran mempunyai 'kelenturan' dalam hal alokasi aset sehingga kami anggap sesuai dengan kondisi makro ekonomi Indonesia dan dunia pada umumnya," ujar Achfas melalui pesan tertulis beberapa waktu lalu.
Melalui reksadana ini, pihaknya ingin menyasar investor ritel maupun institusi dengan profil risiko moderat. Dengan kata lain, investor tersebut menginginkan imbal hasil yang melebihi deposito, tetapi dengan tingkat risiko yang terukur dan tidak setinggi reksadana saham biasa.
Achfas menyebut, maksimal 79% dana kelolaan akan diletakan pada satu jenis aset, seperti saham atau fixed income. "Dan akan dapat berubah setiap saat apabila dipandang perlu," katanya.
Berkaitan dengan pemilihan saham, Achfas menyebut, pihaknya tidak menekankan pada sektor, melainkan pada aspek fundamental dan teknikal emiten. Selain itu, pihaknya juga akan menempatkan dana kelolaan pada efek yang bersifat utang, yakni Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark.
Adapun deposito juga akan dipilih untuk menjaga likuiditas. Meski begitu, jika kondisi ekonomi dalam keadaan bagus, PG Asset Management juga akan menaruh dana kelolaan ke instrumen obligasi korporasi minimal rating AA dengan tenor 10 tahun.
Berkaitan dengan strategi rotasi, kata Achfas, pihaknya bakal menerapkan trading plan yang cepat di mana cut-loss dan cut-profit dilakukan dengan disiplin. "Rotasi antara fixed income portfolio dan equities akan melihat apakah ada buying opportunities di saham. Kalau tidak, maka kami akan investasi di fixed income instrumen terlebih dahulu sampai kesempatan itu muncul," paparnya.
Dengan strategi tersebut, Achfas memprediksi akan mencapai imbal hasil hingga dua digit pada akhir tahun ini. Dia pun menargetkan dana kelolaan produk anyar ini hingga akhir tahun mencapai Rp 250 miliar. "Apabila situasi pasar juga mendukung," ungkapnya.
Jika ingin mengoleksi reksadana tersebut, perusahaan mematok biaya minimal investasi awal sebesar Rp 1.000.000 dan investasi selanjutnya senilai Rp 250.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News