kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Perundingan dagang AS-China dan Brexit jadi pemicu pelemahan rupiah


Kamis, 14 Februari 2019 / 16:54 WIB
Perundingan dagang AS-China dan Brexit jadi pemicu pelemahan rupiah


Reporter: Dimas Andi, Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah hari ini. Sejumlah sentimen global menahan laju penguatan rupiah.

Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) 0,22% ke level Rp 14.090 per dollar AS pada perdagangan Kamis (14/2). Di saat yang sama, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga melemah 0,47% ke level Rp 14.093 per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai pencapaian rupiah hari ini disebabkan oleh kombinasi situasi global yang pada akhirnya membuat indeks dollar AS menguat. Indeks spot mencatat pada hari ini dollar AS menguat 0,06% menjadi 97,19.

Pertama, Perang dagang AS dan China nampaknya belum ada sinyal positif. Padahal tenggat waktu kesepakan kedua belah pihak tidak lebih dari sebulan lagi. Presiden AS, Donald Trump Jumat (15/2) berencana memberikan testimoni terkait genjatan dagang.

“Sekarang Trump agak positif tapi saya ragu, karena biasanya Trump suka berbalik arah,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (14/2). Fokus pembahasan perang dagang saat ini adalah hak kekayaan intelektual AS. Ia berpendapat jika belum ada titik terang maka besar kemungkinan 1 Maret mendatang AS jadi menerapkan kenaikan tarif impor China.

Kedua, Parlemen Inggris akan mengadakan debat tentang Brexit pada hari ini. Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menemui pihak parlemen untuk membahas dua usulan yang akan dilaksanakan dalam beberapa waktu ke depan, yakni Inggris keluar dari Uni Eropa pada bulan Maret tanpa kesepakatan atau tenggat waktu Brexit diperpanjang.

Ketiga, harga minyak global beranjak naik. Hal ini disebabkan pemangkasan produksi minyak Arab Saudi dan Venezuela. “Dari dalam negeri, para pelaku pasar juga masih wait and see terhadap hasil data neraca perdagangan yang akan dirilis besok,” tambah Ibrahim.

Pada perdagangan Jumat (15/2) ia memprediksi rupiah masih berpotensi terkoreksi. Tapi ada kemungkinan rupiah menguat, jika neraca perdagangan Indoensia positif.

Ibrahim memprediksi besok rupiah akan bergerak di level Rp 14.020-Rp 14.130 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×