kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.802   8,00   0,05%
  • IDX 8.585   -61,06   -0,71%
  • KOMPAS100 1.186   -11,81   -0,99%
  • LQ45 849   -10,77   -1,25%
  • ISSI 307   -1,83   -0,59%
  • IDX30 437   -3,43   -0,78%
  • IDXHIDIV20 510   -2,95   -0,57%
  • IDX80 133   -1,59   -1,18%
  • IDXV30 138   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 140   -0,82   -0,59%

Pertumbuhan Investor di Tahun 2026 Tak Berdampak ke Nilai Transaksi Harian Bursa


Selasa, 23 Desember 2025 / 19:58 WIB
Pertumbuhan Investor di Tahun 2026 Tak Berdampak ke Nilai Transaksi Harian Bursa
ILUSTRASI. KSEI targetkan 2 juta investor baru di 2026. Pengamat soroti dampak ke transaksi harian dan kualitas pasar modal. IHSG diprediksi sentuh 8.800


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan investor di tahun 2026 diperkirakan tak akan berdampak signifikan ke nilai transaksi harian.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menargetkan ada tambahan 2 juta investor baru di pasar modal pada tahun 2026.

Sebagai gambaran, KSEI mencatatkan pertumbuhan investor di pasar modal sebesar 35% sepanjang tahun 2025.

Per 19 Desember 2025, jumlah investor pasar modal sudah sebanyak 20,12 juta. Ini naik 35% secara tahunan alias year on year (YoY). Pada tahun 2024 lalu, jumlah investor pasar modal sebanyak 14,87 juta.

“Mudah-mudahan ini bisa kita capai. Ini juga tentunya sangat membutuhkan peran dari para pelaku pasar, baik dari sekuritas, bank kustodian, hingga agen-agen penjual lain,” ujar Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat dalam media gathering KSEI, Selasa (23/12/2025).

Baca Juga: Lepas Aset Fiber Optik, Indosat (ISAT) Gaet Arsari Group dan Northstar

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat, jumlah investor ritel yang naik kemungkinan tidak akan terlalu berdampak ke nilai transaksi harian dan kualitas pasar modal Indonesia. Sebab, dana investor ritel yang cenderung kecil.

Melihat tren pasar modal sepanjang tahun 2025, ada kemungkinan target KSEI untuk penambahan 2 juta investor di tahun depan akan tercapai.

Salah satu alasannya adalah adanya perpindahan dari  investor kripto ke aset investasi pasar modal. 

“Namun terkait likuiditas pasar saham tahun depan, yang menentukan tetap pada investor institusi. Terutama investor asing yang akan masuk ke bursa Indonesia jika banyak emiten kita yang masuk indeks global,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (23/12).

Budi melihat, iklim pasar modal di tahun 2026 akan kondusif jika regulasi serta aturan otoritas dan regulator tidak mengecewakan.

“Atau (ada aturan) yang membuat investor bisa untung dan indeks terus naik,” ungkapnya.

Menurut Budi, IHSG kemungkinan bisa mencapai 9.000, tetapi tidak di tahun 2025 ini.

“Yang realistis adalah IHSG mungkin menembus 8.800, tetapi sulit mencapai 9.000 di tahun ini,” katanya.

KSEI mengakui, bersama dengan self regulatory officer (SRO) lain, tengah meningkatkan kualitas dari 20,12 juta investor yang tercatat sepanjang tahun ini. Namun hal ini tak bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Sebab, sebagian besar dari data tersebut adalah investor reksadana, maka mereka cenderung fokus pada investasi jangka panjang.

Artinya, mereka adalah investor konservatif yang mengalirkan dana dari instrumen investasi lain ke reksadana.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Saham SUPA, SMBR, dan INDY untuk Rabu (24/12)

“Ini sudah hampir 18 juta investor reksadana dan itu memang bukan seperti investor equity (saham) yang aktif melakukan perdagangan harian,” ungkap Samsul.

Secara rinci, investor reksadana sebanyak 18,99 juta investor hingga akhir 2025. Jumlah itu beririsan dengan jumlah investor saham yang sebanyak 8,5 juta investor.

Sementara, investor surat berharga negara (SBN) sebanyak 1,4 juta investor hingga 19 Desember 2025.

Dilihat dari komposisi aset per November 2025, sebesar 60,68% merupakan investor lokal di C-BEST dan 39,32% adalah investor asing.

Sementara, investor lokal di S-INVEST sebesar 97,39% dan sisanya 2,61% adalah investor asing. “Investor asing juga rata-rata adalah investor institusi dan sedikit sekali investor asing individu yang ada di pasar modal kita,” ujar Samsul.

Untuk investor domestik, sebesar 68,91% berasal dari Pulau Jawa. Lalu, 16,29% investor domestik dari Pulau Sumatra, 5,31% dari Pulau Sulawesi, serta 4,99% dari Pulau Kalimantan.

Lalu, sebanyak 3,51% dari Bali, NTB, dan NTT, serta sisanya 0,99% dari Maluku dan Papua.

Selanjutnya: Mulai 2026, Produksi Migas Digenjot dan Batubara Dikendalikan

Menarik Dibaca: KAI Dorong Pelanggan Manfaatkan Access by KAI untuk Mudahkan Perjalanan Nataru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×