kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,10   3,77   0.42%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi loyo, kinerja IHSG kurang bergairah di tahun ini


Minggu, 29 Desember 2019 / 12:24 WIB
Pertumbuhan ekonomi loyo, kinerja IHSG kurang bergairah di tahun ini
ILUSTRASI. Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.?Mandeknya kinerja IHSG sepanjang 2019 tidak terlepas dari loyonya pertumbuhan ekonomi nasional.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menilai kecamuk perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi salah satu faktor global yang menghambat pergerakan IHSG.

Perang dagang ini, lanjut Liza, menyebabkan terjadinya global slowdown di banyak negara. AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump merupakan salah satu sumber ketidakpastian (uncertainty) saat ini.

“Ini adalah salah satu faktor ketidakpastian yang tidak bisa dikendalikan.,” ujar Liza.

Baca Juga: Periode pergantian tahun, bagaimana nasib IHSG pekan depan?

Selain itu, gejolak sosial politik pasca pemilu juga menjadi penjegal langkah IHSG. Beberapa aksi demonstrasi pasca pemilu cukup mempengaruhi psikologis pasar utamanya investor asing.

Inilah yang mengakibatkan investor asing membawa lari dana mereka dari pasar ekuitas domestik dan memindahkannya ke instrumen yang lebih aman seperti surat utang atau bahkan membawa dananya ke luar negeri.

Melansir dari RTI Business, dari awal tahun investor asing telah melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 22,99 triliun di pasar regular (regular market). Pun jika ditarik selama enam bulan ke belakang, asing telah mengobral saham domestik hingga mencatatkan net sell asing sebesar Rp 22,48 triliun di pasar reguler.

Fakhrul menilai, beberapa bulan terakhir, kinerja IHSG sudah mulai menunjukkan perbaikan. Meskipun pertumbuhan ekonomi melemah, namun telah tumbuh ekspektasi-ekspektasi terhadap kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah ke depan, salah satunya adalah peningkatan ekspor guna mengurangi current account deficit (CAD).

“Karena sudah ada kejelasan itulah yang membuat IHSG sudah mulai menghijau,” imbuh Fakhrul.

Fakhrul menilai, price earning ratio (PE Ratio) IHSG yang saat ini ada di kisaran 14-15 kali tidak terlalu mahal juga tidak terlalu murah alias sedang-sedang saja.

Baca Juga: IHSG diprediksi menguat memasuki tahun baru pekan depan

“ Untuk tahun depan kita harus punya kejutan yakni earning perusahaan yang meningkat. Barulah akan bisa mendapatkan upside dari investasi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×