kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi berada di bawah 5%


Sabtu, 22 Februari 2020 / 05:30 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi berada di bawah 5%


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian nasional masih di hadapkan dengan sejumlah tantangan. Kepala Ekonom BCA David Sumual memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 5% pada 2020.

Sebelum ada penyebaran wabah virus corona atau tepatnya pada November 2019, dia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh di rentang 4,8% hingga 5%.

Dengan adanya penyebaran virus corona, hal ini menjadi salah satu pemberat pertumbuhan ekonomi dan tak menutup kemungkinan apabila realisasi pertumbuhan ekonomi di bawah proyeksi awal. “Dengan adanya coronavirus, akan ada diskon sedikit,” kata David dalam Acara Outlook Saham 2020 di Menara Kompas, Jumat (21/2).

Baca Juga: Harga emas diprediksi bisa tembus level US$ 1.700 pada tahun ini

Dampak lebih lanjut dari virus corona ini bisa mempengaruhi kegiatan investasi di Indonesia lantaran aliran investasi dari China juga bakal terhambat. Dia bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun 0,3% dalam 1% penurunan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

Lebih lanjut dia menambahkan, virus corona juga menjadi salah satu sentimen yang dapat memperlambat perekonomian dunia. Kondisi ekonomi global sekarang ini juga menjadi tantangan bagi pasar modal Indonesia.

Di tengah kondisi pasar modal yang penuh tantangan ini, David melihat sektor konsumen masih menarik. “Untuk kondisi sekarang yang penuh tantangan dari eksternal dan domestik, saya pikir kembali ke fundamental ekonomi Indonesia yang ditopang oleh sektor konsumer,” tambahnya.

Baca Juga: Sucor Asset Management memproyeksi IHSG bisa di level 6.600 hingga akhir tahun

Sehingga, sambungnya, sektor konsumer dapat bertahan dalam kondisi saat ini. Selain itu, dia juga menaksir sektor komoditas memiliki prospek yang cerah dalam jangka waktu 1 hingga 2 tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×