Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus bergulir. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini menetapkan harga IPO di harga Rp 875 per saham.
Ini merupakan rentang tengah dari harga book building yang dipasang PGEO berada di Rp 820 - Rp 945.
Dalam hajatan IPO, PGEO akan melepas sebanyak 10,35 miliar saham yang mewakili sebesar 25,00% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Sehingga, perusahaan pelat merah ini akan meraup dana segar hingga Rp 9,05 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Baca Juga: IPO Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Ditargetkan Rampung Akhir Bulan Ini
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini adalah PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini adalah PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.
Sementara penjamin emisi efek dalam IPO ini di antaranya PT HSBC Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, PT Danasakti Sekuritas Indonesia, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Malansir prospektus, sekitar 85% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha sampai dengan tahun 2025.
Baca Juga: IPO Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Ditargetkan Selesai Akhir Februari
Pengembangan ini terdiri atas sekitar 55% akan digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing.
Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak - Gunung Sinabung.