Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Pertamina Geothermal Energy Tbk untuk menjadi perusahaan terbuka tinggal selangkah lagi. Setelah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perusahaan yang nantinya memakai kode saham PGEO ini bakal melakukan proses penawaran umum.
PGEO akan segera melaksanakan penawaran umum perdana saham yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (20/2) hingga Rabu (22/2), kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Februari 2023.
Dalam gelaran intial public offering (IPO), Perusahaan yang berkecimpung di bisnis panas bumi ini akan melepas sebanyak 10,35 miliar saham yang mewakili sebesar 25,00% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Rencana Listing Pekan Ini, Simak Kata Analis
Sehingga, perusahaan pelat merah ini akan meraup dana segar hingga Rp 9,05 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Adapun, sovereign wealth fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) telah menyatakan ketertarikannya dengan membawa sejumlah investor untuk ikut serta dalam penawaran umum perdana saham Pertamina Geothermal Energy.
Dalam penawaran umum perdana saham, PGEO menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.
Sebagai pengingat, sekitar 85% dana hasil IPO akan digunakan PGEO untuk pengembangan usaha sampai dengan tahun 2025.
Pengembangan ini terdiri atas sekitar 55% akan digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing.
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Patok Harga IPO di Rp 875 Per Saham
Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak - Gunung Sinabung.
Sekitar 33% akan digunakan untuk capital expenditure pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru.
Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Hululais, WKP Gunung Way Panas, dan WKP Kamojang - Darajat.
Lalu, sekitar 12% akan digunakan oleh PGEO untuk capital expenditure pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation & maintenance excellence.
Sisanya, sekitar 15% atau sebanyak-banyaknya sampai dengan US$ 100 juta digunakan untuk pembayaran sebagian Facilities Agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara Perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebagai Facility Agent.
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Masuk Penawaran IPO Awal Pekan, Begini Pandangan Analis
Melansir laman e-IPO, Minggu (19/2), berikut merupakan jadwal IPO Pertamina Geothermal :
· Tanggal Efektif : 16 Februari 2023
· Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 20 - 22 Februari 2023
· Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 23 Februari 2023
· Tanggal Penjatahan : 22 Februari 2023
· Tanggal Pencatatan Efek di Bursa Efek Indonesia : 24 Februari 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News