kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,15   3,52   0.38%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persediaan berkurang, harga minyak berhasil rebound


Rabu, 17 Juli 2019 / 16:44 WIB
Persediaan berkurang, harga minyak berhasil rebound


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia kembali rebound memasuki perdagangan Rabu (17/7) seiring berkurangnya persediaan komoditas energi tersebut di Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Bloomberg, hari ini (17/7) pukul 16.00 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2019 di New York Mercantile Exchange naik 0,56% ke level US$ 57,94 per barel. Padahal, kemarin harga minyak WTI sempat terkoreksi 3,28%.

Sementara itu, harga minyak jenis brent untuk kontrak pengiriman September 2019 di ICE Futures naik 0,84% ke level US$ 64,89 per barel pada hari ini.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menyampaikan, turunnya persediaan minyak mentah di AS membuat harga minyak kembali bangkit. Data American Petroleum Institute (API) menyebut, stok minyak AS berkurang 1,4 juta barel dalam sepekan hingga 12 Juli lalu menjadi 460 juta barel.

Malam ini Energy Information Administration akan melaporkan data resmi persediaan minyak AS dalam satu pekan terakhir. Konsensus analis memproyeksikan stok minyak AS menurut EIA akan turun 3,96 juta barel. “Walau proyeksi tersebut lebih rendah dari periode sebelumnya, sentimen ini tetap bisa menopang harga minyak,” ujar Deddy.

Kelanjutan konflik geopolitik AS-Iran juga masih sangat mempengaruhi harga minyak dunia. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyebut pihak Iran berpeluang membuka dialog terkait program nuklir di negara tersebut. Hal ini sempat membuat harga minyak terkoreksi pada hari kemarin.

Namun, tak lama kemudian Iran menyanggah kabar tersebut. “Para pelaku pasar cenderung berhati-hati karena ada ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah,” ungkap Deddy.

Menurut dia, konflik AS-Iran akan terus menjadi penggerak harga minyak dalam beberapa waktu ke depan. Trump dinilai punya peran dalam memainkan harga minyak. Dalam hal ini, dia tidak ingin terus membiarkan konflik AS-Iran mereda karena akan melemahkan harga minyak. “Tapi kalau tensi konflik AS-Iran terus meningkat, harga minyak bisa melambung dan efeknya mempengaruhi permintaan,” terang dia.

Secara teknikal, harga minyak berada di atas MA50 dan MA200 namun di bawah MA100. Indikator RSI berada di area 50 sedangkan stochastic berada di level 28. Adapun indikator MACD masih berada di area positif.

Deddy memperkirakan, harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 57,00—US$ 58,40 per barel pada perdagangan Kamis (18/7). Sementara untuk sepekan ke depan, harga minyak ditaksir berada di rentang US$ 56,60—US$ 59,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×