Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah mencoba merangkak naik, Rabu (17/7). Setelah jatuh lebih dari 3% pada sesi sebelumnya dengan minyak mentah Amerika Serikat (AS) mengikuti Brent setelah data persediaan AS jatuh jauh dari harapan.
Mengutip Bloomberg, pukul 07.58 WIB, Minyak Brent untuk pengiriman September 2019 naik 0,23% ke level US$ 64,51 per barel. Minyak Brent berakhir 3,2% di sesi sebelumnya, setelah jatuh ke level terendah sejak 5 Juli.
Sedangkan, minyak West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex bergerak flat di level US$ 57,62 per barel. Setelah jatuh ke level terendah sejak 9 Juli.
Asal tahu, Iran membantah pihaknya bersedia untuk bernegosiasi atas program rudal balistiknya, bertentangan dengan klaim oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan tampaknya melemahkan pernyataan Trump bahwa Washington telah membuat kemajuan dalam perselisihannya dengan Teheran.
Ketegangan antara AS dan Iran mengenai program nuklir Teheran telah mendorong kenaikan harga minyak, mengingat potensi lonjakan harga jika situasinya memburuk.
Tetapi stok minyak mentah AS turun kurang dari yang diperkirakan minggu lalu, menunjukkan penutupan produksi yang disebabkan oleh Badai Barry memiliki sedikit pengaruh pada persediaan.
Persediaan minyak mentah turun 1,4 juta barel dalam sepekan hingga 12 Juli menjadi 460 juta, kata asosiasi industri American Petroleum Institute, Selasa (16/7). Itu dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 2,7 juta barel.
Stok bensin turun 476.000 barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 925.000 barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News