kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan menyusutkan harga saham emiten telekomunikasi


Senin, 26 Maret 2018 / 08:15 WIB
Persaingan menyusutkan harga saham emiten telekomunikasi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham-saham telekomunikasi terus melorot. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), misalnya, turun hingga 17% year-to-date (ytd) per Jumat (23/3). Begitu pula saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), yang susut 14,5%. Hanya saham PT Indosat Tbk yang naik 5,05%.

Secara fundamental, sebenarnya rata-rata kinerja perusahaan telekomunikasi terbilang positif. TLKM mencetak kenaikan pendapatan 10,25% menjadi Rp 128,26 triliun di 2017 lalu. Begitu pula dengan EXCL yang pendapatannya naik 7,19% jadi Rp 22,88 triliun. Hanya ISAT yang belum mengeluarkan laporan kinerja untuk periode 2017.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni Dustin menilai, penurunan saham sektor telekomunikasi bukan karena fundamental yang jelek. Besarnya capital outflow pada pasar saham juga turut membebani harga.

Selain itu, meski kinerja emiten positif, realisasi tersebut masih di bawah ekspektasi pelaku pasar. Contohnya, pertumbuhan pendapatan TLKM ternyata melambat ketimbang pertumbuhan pendapatan di 2016 yang mencapai 13,53% yoy. Serupa, laba bersih EXCL juga turun tipis.

Kebijakan registrasi ulang kartu prabayar turut menambah beban saham sektor telekomunikasi. "Emiten berlomba menurunkan harga supaya pelanggan tidak pindah ke operator lain selama masa registrasi ulang ini. Akibatnya, perang tarif makin kencang," ujar Giovanni, Jumat (23/3).

Analis Henan Putihrai Sekuritas Josscarios Jonathan menambahkan, kompetisi emiten yang kian ketat cenderung menggerus margin EBITDA hingga 1% setiap tahunnya. Persaingan di segmen layanan data menuntut emiten meningkatkan infrastruktur.

Emiten antara lain perlu membangun menara base transceiver station (BTS).  "Ini berarti biaya operasi emiten kian besar, sehingga menekan laba," kata Josscarios.

Tengok saja, biaya operasional TLKM sepanjang tahun lalu naik hingga 17%. Begitu juga EXCL yang beban operasionalnya meningkat 9,57%.

Menurut Josscarios, kinerja emiten halo-halo masih bakal ditopang segmen data dan internet. Tahun lalu, segmen data berkontribusi sebesar 43,2% terhadap total pendapatan TLKM, meningkat dari 37,0% pada tahun 2016.

Sementara di EXCL, pendapatan data meningkat signifikan, yakni sekitar 61%, dari sebelumnya Rp 8,13 triliun menjadi Rp 13,09 triliun pada 2017. "Penggunaan data bakal makin tinggi seiring peningkatan penggunaan media sosial," ujar Josscarios.

Lonjakan data

Penetrasi penggunaan data pada seluruh pelanggan ketiga emiten telekomunikasi sudah mencapai 53%. Jumlah ini akan terus naik, terutama seiring perluasan infrastruktur penunjang di luar Jawa.

Analis Ciptadana Sekuritas Niko Margaronis, dalam riset per 23 Maret lalu, menulis, tren konsumsi data masyarakat Indonesia setiap bulannya meningkat dari 1,7 gigabit (gb) menjadi 2,4 gb per pelanggan. Tambah lagi, perhelatan pemilihan umum kepada daerah (Pilkada) tahun ini juga akan menambah penggunaan data. Josscarios memproyeksi, lonjakan penggunaan data di daerah-daerah yang melaksanakan pilkada bisa mencapai 14%-15%.

Di sisi lain, emiten telekomunikasi patut mengantisipasi kinerja perusahaan seperti Hutchison 3 Indonesia (Tri). Sebagai pemenang lelang spektrum pita frekuensi radio 2.1 GHz, menurut Giovanni, Tri berpotensi menarik pelanggan lebih banyak dengan memasang tarif yang agresif, setelah proses refarming spektrum kelar April nanti.

"Bisa jadi Tri memicu perang tarif di luar Jawa dan menjadi pesaing bagi Indosat dan XL karena profil pelanggan yang mirip, yaitu segmen mid-to-low," ujar Giovanni. Jika ini terjadi, ia menilai, maka Telkom sebagai pemain kuat di luar Jawa akan diuntungkan.

Giovanni memprediksi pendapatan TLKM bisa mencapai Rp 138,52 triliun dengan laba bersih Rp 24,33 triliun tahun ini. Ia merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 5.000 per saham.

Josscarios lebih mengunggulkan EXCL, lantaran emiten ini sangat gencar dan cepat berekspansi ke luar Jawa. Terakhir, XL berencana  menambah 17.000 menara BTS baru sepanjang tahun ini, dengan mayoritas BTS 4G. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×