Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengentikan pembicaraan terkait stimulus baru hingga pemilihan presiden kelar masih membebani harga minyak mentah pada perdagangan hari ini.
Tekanan bagi harga emas hitam ini bertambah karena laporan industri minyak AS yang mengisyaratkan stok minyak mentah naik untuk pertama kalinya dalam empat pekan terakhir.
Mengutip Bloomberg, Rabu (7/10) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2020 melemah 1,7% ke US$ 41,91 per barel. Padahal di sesi sebelumnya, Brent melesat 3,3%.
Serupa harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 juga kembali ke bawah US$ 40 per barel setelah turun 2,01% menjadi US$ 39,82 per barel. Pada Selasa (6/10), harga minyak ditutup menguat 3,7%.
Baca Juga: Ada sentimen UU Cipta Kerja hingga La Nina, ini saham pilihan Mirae Asset di Oktober
Pukulan telak bagi harga minyak datang setelah Trump memerintahkan negosiatornya untuk menghentikan diskusi dengan para pemimpin Demokrat hanya beberapa jam setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyerukan untuk lebih banyak pengeluaran guna menghindari kerusakan pada pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut.
Padahal, sebelumnya Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa pembicaraan antara Gedung Putih dan Partai Demokrat terkait paket bantuan baru untuk pandemi virus corona hampir semakin intens.
"Paket fiskal akan memberikan kepercayaan bagi investor dan fakta bahwa paket tersebut tidak jadi keluar bisa meningkatkan risiko bagi ekonomi AS," kata Vivek Dhar, analis komoditas Commonwealth Bank of Australia.
Tekanan lanjutan bagi harga minyak semakin dalam setelah American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak AS malah naik pada pekan yang berakhir 2 Oktober lalu. Di sisi lain, persediaan bensin dan sulingan AS berhasil turun di pekan lalu.
Sementara itu, data pemerintah AS baru akan keluar Rabu (7/10) waktu setempat. Berdasarkan median dari haril survei Bloomberg, para analis memprediksi, stok minyak mentah turun 1,2 juta barel pada pekan lalu.
Ancaman Badai Delta yang diperkirakan menjadi Badai Katagori 4 ini membuat sejumlah operator migas di Pantai Teluk Meksiko AS menutup 29% dari total produksi minyak.
Selanjutnya: Harga minyak mentah anjlok usai Presiden Trump hentikan pembicaraan terkait stimulus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News