kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permodalan masih di bawah industri, BPD sudah saatnya go public


Kamis, 07 April 2011 / 12:42 WIB
Permodalan masih di bawah industri, BPD sudah saatnya go public
ILUSTRASI. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga Kamis (19/3), jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 309 kasus di 16 provinsi se-Indo


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Direktur Penelitian dan Pengembangan Bank Indonesia Wimboh Samboto menilai bank-bank pembangunan daerah (BPD) perlu meningkatkan modalnya melalui go public, dengan melakukan penawaran saham publik perdana (initial public offering/IPO).

Wimboh bilang, memang jika dilihat dari rasio kecukupan modal (CAR) rata-rata BPD sebesar 16,37% sudah menyamai level nasional. Akan tetapi, dari segi pertumbuhan kredit rata-rata masih di bawah industri perbankan nasional. Rata-rata pertumbuhan kredit BPD tahun lalu year on year sebesar 21%, sementara industri perbankan nasional sebesar 22%.

"Pertumbuhan kredit BPD yg sekarang 21% tergolong sehat. Namun, BPD kita harapkan berkembang," katanya dalam diskusi bertajuk Saatnya BPD Go Public, Kamis, (7/4).

Wimboh menambahkan, modal rata-rata BPD per Desember 2010 sebesar Rp 896,3 miliar. Angka ini masih jauh dari cukup kalau untuk mendukung pertumbuhan kredit sampai 2020. Sementara, modal rata-rata industri perbankan pada periode yang sama sebesar Rp 2,41 triliun.

"CAR BPD kuat, tapi perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi kemungkinan naiknya permintaan kredit. Kami berharap pertumbuhan rata-rata BPD juga 22% setara pertumbuhan industri perbankan nasional," papar Wimboh.

Lanjutnya, penambahan modal, bukan hanya bagus untuk menyerap potensi resiko yang ada. Melainkan juga bisa untuk mengembangkan IT serta SDM. Dengan begitu, BPD bisa beroperasi lbh kompetitif dengan perbankan lainnya. Tahun 2020 akan ada liberalisasi ASEAN. Persaingan bukan hanya dengan bank dalam negeri namun juga bank dari luar negeri. "BPD kita harapkan jangan sampai kalah bersaing, apalagi di daerahnya sendiri. BPD harus bisa jadi mtor penggerak dan bisa menikmati peluang yang ada," ujar Wimboh.

Sekedar catatan, per 1 April 2011 ada 31 dari 121 bank yang telah go public. Dari 31 bank tersebut hanya Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (BJBR) yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Wimboh menyebut, dengan go public, modal bisa bertambah namun tata kelola perusahaan juga akan semakin transparan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×