kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan Tembaga Diramal Naik Hingga 15% Setelah Pembukaan Ekonomi China


Kamis, 12 Januari 2023 / 17:24 WIB
Permintaan Tembaga Diramal Naik Hingga 15% Setelah Pembukaan Ekonomi China
ILUSTRASI. Harga tembaga naik dalam lima hari perdagangan berturut-turut dan mengakumulasi kenaikan 10,57% sejak Kamis (5/1) pekan lalu.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga dunia mencapai level tertinggi sejak Juni 2022. Melansir Bloomberg, Rabu (11/1), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 2,38% menjadi US$ 9.124,5 per ton. Harga tembaga naik dalam lima hari perdagangan berturut-turut dan mengakumulasi kenaikan 10,57% sejak Kamis (5/1) pekan lalu.

Salah satu penyokong kenaikan harga tembaga adalah pembukaan kembali perbatasan dan aktivitas ekonomi di China. Analis DFCX Futures Lukman Leong mengatakan, China merupakan salah satu importir tembaga terbesar di dunia.

Pembukaan kembali perbatasan China diprediksi akan meningkatkan permintaan tembaga. Menurut Lukman, hingga Oktober 2022, China telah mengimpor sekitar 20 juta metrik ton tembaga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Dengan pembukaan ekonomi China, diperkirakan permintaan tembaga akan meningkat sekitar 10%-15%,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).

Baca Juga: Harga Tembaga Naik Lebih dari 10% dalam Lima Hari Beruntun

Meskipun begitu, Lukman menilai harga tembaga bisa terkoreksi jika terjadi perlambatan ekonomi global dan suku bunga tinggi. Tak hanya itu, kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 di China menjelang Imlek juga berpotensi menurunkan harga tembaga. 

“Koreksi hanya short term. Rebound akan terjadi, karena ketimpangan supply dan demand. Koreksi harga hanya akan bersifat sementara dan harga akan kembali naik,” kata dia.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyoroti sisi keterbatasan pasokan tembaga. Para pemain industri utama, kata Sutopo, telah memperingatkan bahwa produksi di seluruh dunia tidak akan dapat mengimbangi permintaan yang melonjak.

“Produsen utama di Chile memperkirakan output akan menyusut hampir 6% pada tahun 2023,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).

Sutopo memproyeksikan bahwa harga tembaga selama 2023 bisa kembali turun di kisaran US$ 4.000-US$ 4.500 per ton di akhir 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×