kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan surut, CPO tumbang ke level terendah empat bulan


Kamis, 24 Maret 2011 / 12:23 WIB
Permintaan surut, CPO tumbang ke level terendah empat bulan
ILUSTRASI. Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Hari ini, harga minyak sawit mentah atau CPO jatuh ke level terendahnya dalam empat bulan terakhir. Anjloknya harga minyak sawit ini akibat spekulasi surutnya permintaan di tengah harga yang relatif tinggi.

Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di bursa berjangka Malaysia (MDE) anjlok 4,3% ke level RM 3.163 atau setara US$ 1.044 per ton, pada pukul 11.05 WIB. Ini level terendahnya sejak 24 November lalu.

Adapun, hingga perdagangan pukul 12.00 WIB, harganya berada di level RM 3.179 atau sekitar US$ 1.049,7 per ton, di bawah posisi penutupan kemarin di US$ 1.091,9 per ton.

Minyak sawit mencapai level tertinggi 35 bulan terakhir di RM 3.967 per ton, pada 10 Februari lalu. Tingginya harga ini disebabkan spekulasi curah hujan berlebih bisa mengurangi hasil panen di Malaysia dan Indonesia.

Analis perkebunan dari DMG & Partners Securities Pte. Selena Leong menyebut, harga sudah naik cukup pesat sejak kuartal keempat tahun lalu, sehingga permintaan mulai berkurang sejak beberapa bulan terakhir. "Pasar digerakkan ekspektasi naiknya volume produksi, sehingga perlu adanya pelemahan harga," ujarnya.

"Pada harga tinggi, orang hanya akan membeli sesuai kebutuhan, kecuali sektor ini sangat bullish di mana investor akan mengincar keuntungan dari kenaikan harga," imbuh Alvin Tai, analis OSK Research Sdn.

Surveyor Intertek mengatakan, ekspor sawit Malaysia turun 12,8% menjadi 719.302 ton pada 20 hari pertama di bulan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×