Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara histori, kampanye politik 2023 menjelang momentum pemilihan umum (pemilu) yang bakal digelar 2024 mengangkat penjualan semen.
Daniel Aditya Widjaja, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, mencatat, berkaca pada pemilu-pemilu sebelumnya, menjelang pemilu penjualan semen kerap melonjak.
Tahun ini juga ada kenaikan anggaran infrastruktur pemerintah sebesar 7,75% menjadi Rp 392 triliun.
Sejalan dengan itu, pembangunan infrastruktur domestik diproyeksi berjalan secara masif.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan LQ45 dan KOMPAS100 Jelang Rotasi Sektor di Tahun 2023
Kondisi tersebut akan berdampak positif terhadap permintaan semen nasional. "Penjualan semen di 2023 bisa naik 1%-2% secara tahunan," ujar Daniel
Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan menambahkan, kenaikan anggaran infrastruktur akan mendorong kelancaran proyek IKN.
"Kami proyeksi, volume penjualan semen tahun 2023-2024 sekitar 68 juta ton sampai 70 ton," ujarnya.
Rudy juga memproyeksi, permintaan semen untuk proyek IKN di tahun 2022-2024 mencapai 1,6 juta ton.
Hitungan Rudy, permintaan semen untuk proyek IKN pada 2025-2029 naik ke 4 juta ton.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan LQ45 dan KOMPAS100 Jelang Rotasi Sektor di Tahun 2023
Lalu, naik menjadi 6 juta ton pada 2030-2034. Pada 2034-2039, permintaan semen di IKN berpotensi naik jadi 8 juta ton.
"PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berpotensi memainkan peran besar di proyek IKN," imbuh Rudy.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas memprediksi, curah hujan di tahun 2023 akan kembali normal. Ini berpotensi menggenjot penjualan Semen.
Melandainya harga batubara juga akan mendorong penjualan semen.
Terlebih, di tahun ini, emiten semen akan dapat pasokan batubara dengan harga domestic market obligation (DMO).
Baca Juga: Harga Batubara Melandai, Margin Emiten Semen Diprediksi Pulih Tahun Ini
Dukungan pemerintah mengendalikan harga melalui Badan Layanan Umum (BLU), akan memastikan ketersediaan pasokan batubara dengan harga DMO.
Melihat faktor tersebut, Daniel merekomendasikan beli SMGR dengan target harga Rp 9.200.
Sedangkan Naufal merekomendasikan saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing Rp 11.000 dan Rp 11.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News