kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan lesu, harga CPO tergerus 12,9%


Rabu, 13 Juli 2016 / 20:14 WIB
Permintaan lesu, harga CPO tergerus 12,9%


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) masuk tren pelemahan di tengah kekhawatiran lemahnya permintaan usai lebaran. Harga CPO akhirnya meluncur turun hingga 12,9% sepanjang tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/7) pukul 17.29 WIB, harga CPO kontrak pengiriman September 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 1,6% ke level RM 2.223 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

CPO baru saja mencatatkan level terendah sejak September 2015 di RM 2.188 per metrik ton pada Selasa (12/7). Harga CPO pun tergerus 12,9% dari posisi akhir tahun lalu di level RM 2.554 per metrik ton.

Analis PT Central Capital Futures, Wahyu Tri Wibowo mengatakan, lemahnya permintaan mulai menekan harga CPO. Apalagi setelah Ramadhan dan Idul Fitri yang biasanya mengangkat permintaan minyak sawit berakhir.

Berdasarkan data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), ekspor CPO Malaysia bulan Juni turun 12% menjadi 1,13 juta ton dibanding bulan sebelumnya.

Sementara cadangan CPO naik 8% menjadi 1,77 juta ton atau kenaikan pertama sejak November 2015. Output Indonesia sebagai produsen CPO terbesar juga diperkirakan akan pulih.

Kenaikan pasokan tidak lepas dari turunnya permintaan dari konsumen utama. Impor CPO India bulan Mei turun 62% dibanding bulan sebelumnya. Sementara impor minyak sayur China anjlok 50% menjadi 200.00 ton.

Menurut rata - rata dari lima perkiraan dalam survey Bloomberg terhadap pengolah, pedagang serta analis, impor CPO India bulan Juni diperkirakan turun 18% menjadi 600.000 metrik ton dibanding periode sama tahun lalu. Sementara total pembelian minyak sayur termasuk minyak kedelai dan minyak bunga matahari naik 12% menjadi 1,14 juta ton. The Solvent Extractors Association of India akan merilis data resmi pada pertengahan bulan ini.

"Beberapa support kuat tersebut membuat CPO jauh terbenam. Termasuk pengaruh harga yang juga sudah overbought, adanya rebound dollar AS dan keluarnya pasar dari aset beresiko serta persaingan dengan minyak kedelai," ujar Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×