kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan Lahan Industri Berpotensi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham Berikut


Minggu, 17 April 2022 / 11:13 WIB
Permintaan Lahan Industri Berpotensi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham Berikut
ILUSTRASI. Foto udara sebuah?kawasan industri di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/1/2022). Permintaan Lahan Industri Berpotensi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham Berikut


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah tertekan dalam dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19, prospek emiten lahan industri pada tahun ini diyakini akan kembali cerah. Pembukaan aktivitas ekonomi hingga pulihnya permintaan lahan akan jadi katalis positif untuk sektor ini. 

Analis Samuel Sekuritas, Olivia Laura, melihat tahun ini bisa menjadi titik balik bagi kinerja emiten lahan industri. Menurutnya, outlook sektor ini jauh lebih baik jika dibandingkan kondisi pada dua tahun terakhir. Terlebih lagi, terdapat beberapa katalis positif yang diyakini akan mendongkrak kinerja emiten lahan industri.

Ia menyebut, sentimen pertama yang bisa jadi katalis positif adalah potensi peningkatan Foreign Direct Investment (FDI). Berdasarkan hitungannya, pada tahun 2022 ini ada potensi kenaikan FDI sebesar 33% secara year on year. Pertumbuhan tersebut pada akhirnya akan memicu penjualan di kawasan industri.

“Selain itu, sektor konstruksi dan perhotelan juga kemungkinan akan mengalami pemulihan yang solid di tengah meningkatnya aktivitas infrastruktur dan tingkat hunian yang lebih tinggi berkat pembukaan kembali ekonomi,” ujar Olivia kepada Kontan.co.id, Kamis (14/4).

lBaca Juga: Tertekan Tahun Lalu, Simak Proyeksi Emiten Lahan Industri pada 2022

Lebih lanjut, menurutnya, penjualan emiten lahan industri pada tahun ini juga akan didorong oleh terus naiknya permintaan lahan industri dari data center. Ia menyebut, beberapa proyek peluncuran data center oleh Princeton Digital, Pure DC, dll menjadi indikasinya.

Ia menambahkan, faktor terakhir yang tak kalah penting adalah berkurangnya pembatasan travel bagi warga negara asing di tahun ini. Olivia meyakini ini bisa menjadi titik balik untuk kawasan industri setelah pandemi Covid-19

“Kalau dari sisi risiko, mungkin yang akan jadi tantangan adalah lini bisnis sewa gedung yang dimiliki emiten kawasan industri. Pasalnya, saat ini beberapa tingkat okupansinya kurang dari 65%,” imbuh Olivia.

Di satu sisi, risiko tidak tercapainya target marketing sales para emiten lahan industri juga bisa jadi katalis negatif untuk kinerjanya.

Baca Juga: Kinerja Diprediksi Bangkit Tahun Ini, Cek Rekomendasi Saham Wika Beton (WTON)

Saat ini, Olivia menjadikan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sebagai top pick dari Samuel Sekuritas untuk sektor ini. Menurutnya, SSIA punya target marketing sales yang agresif, namun ditopang dengan permintaan lahan dari kawasan Subang dan Karawang yang kuat. Alhasil, ada potensi untuk pemulihan volume SSIA.

Berikut rekomendasi dari para analis untuk saham kawasan industri:

1. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

Sepanjang 2021, SSIA tercatat membukukan kenaikan rugi bersih dari Rp 87,54 miliar menjadi Rp 200,21 miliar. Namun, diproyeksikan tahun ini kinerjanya akan membaik seiring dengan naiknya penjualan lahan.

Pada tahun ini, SSIA menargetkan penjualan lahan seluas 80 ha, atau naik delapan kali lipat dari penjualan 2021 yang hanya 10 ha. Penjualan akan difokuskan pada lahan di Subang Smartpolitan 960 ha) dan Suryacipta City of Industry di Karawang (20 ha).

Analis Samuel Sekuritas Olivia Laura merekomendasikan untuk beli saham SSIA dengan target harga Rp 570 per saham.

2. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).

DMAS menjadi emiten kawasan industri yang masih bisa membukukan laba bersih sepanjang 2021, walaupun angkanya mengalami penurunan dibanding 2020. Tercatat, DMAS mengantongi pendapatan Rp 1,44 triliun dengan laba bersih Rp 715 miliar.

Pada tahun ini, dengan kenaikan permintaan lahan untuk data centre, DMAS menargetkan marketing sales sebesar Rp 1,8 triliun, atau sedikit lebih tinggi dibanding 2021 yang sebesar Rp 1,76 triliun. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto merekomendasikan beli saham DMAS dengan target harga Rp 230 per saham.

 

Baca Juga: Pendapatan dan Laba MNC Digital (MSIN) Kompak Naik pada Tahun 2021

3. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST).

Sepanjang 2021, BEST berhasil menjaga keseimbangan arus kas yang tercermin dari posisi arus kas sebesar Rp 560 miliar dengan net gearing ratio yang terjaga di 0,25x. Pada tahun ini, strategi utama BEST akan berfokus pada menangkap tumbuhnya permintaan lahan dari sektor high tech. Adapun, BEST optimistis menargetkan marketing sales pada tahun ini bisa mencapai 20 ha.

Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa merekomendasikan untuk beli saham BEST dengan target harga Rp 160 per saham.

4. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).

Sepanjang 2021, KIJA berhasil mencatatkan marketing sales sebesar Rp 1,42 triliun, melampaui target yang dipasang, yakni Rp 1,4 triliun. Sementara pada tahun ini, KIJA menargetkan marketing sales bisa mencapai Rp 1,7 triliun. Diproyeksikan, Rp 700 miliar akan datang dari bangunan industri di Cikarang Dry Port, lalu Rp 600 miliar dari penjualan lahan di Kendal, dan Rp 400 miliar dari penjualan perumahan komersial di Cikarang dan lainnya.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan speculative buy untuk saham KIJA dengan level support di Rp 169 dan level resistance di Rp 175. KIJA disebut masih berada pada fase sideways dalam jangka pendeknya dan pergerakannya pun masih tertahan oleh MA20. 

Selama tidak terkoreksi ke bawah supportnya, Herditya memperkirakan KIJA berpeluang menguat, nampak MACD yang masih bergerak di area positif dengan kecenderungan pergerakannya melandai menyempit, kemudian dari Stochastic yang masih berada di area netral dan diperkirakan bergerak ke area overboughtnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×