Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penerbitan global bond oleh PT ABM Investama Tbk (ABMM) terbilang sangat sukses. Pasalnya, surat utang berdenominasi dollar yang pertama kali diterbitkan oleh perusahaan itu peminatnya mencapai US$ 1,1 miliar.
Padahal ABMM hanya menerbitkan global bond senilai US$ 300 juta sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Direktur Utama ABM Investama Andi Djajanegara mengatakan, ABM menawarkan global bond ini ke sejumlah investor di Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
“Kami sangat surprised dengan besarnya respon investor terhadap penerbitan global bond ABM yang pertama kali ini. Tingginya kepercayaan investor ini memberi bukti bahwa business model yang diterapkan sudah tepat serta kinerja ABM sangat baik,” kata Andi Djajanegara, Rabu (2/8).
Menurut Andi, besarnya minat investor terhadap global bond ABM ini juga sejalan dengan kepercayaan sejumlah lembaga pemeringkat global yang memberikan rating positif ini terhadap global bond ABM.
Fitch Ratings telah memberikan peringkat “BB-“ dengan outlook stabil, lalu Moody’s memberikan peringkat Ba3 juga dengan outlook stabil. Ini merupakan kali pertama kedua pemeringkat memberikan penilaian terhadap ABM.
Adapun obligasi yang diterbitkan ABMM ini memberikan kupon 7,125% dengan term pembayaran kupon dua kali per tahun. Global bond ini berlaku mulai 1 Agustus 2017 dan jatuh tempo pada 1 Agustus 2022.
Direktur Keuangan ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan, hasil penerbitan global bond akan digunakan untuk melunasi seluruh pinjaman perbankan.
Pada tahun 2017 ini, yang menjadi fokus ABM memang memperkuat balance sheet melalui pemangkasan utang serta peningkatan utilisasi dan produktifitas aset dan peningkatan sinergi diantara anak usaha.
Dengan struktur modal yang lebih kuat, ABM diharapkan akan memiliki daya tahan yang lebih kokoh dalam berbagai situasi bisnis, terutama dalam menghadapi kondisi pasar komoditas batubara yang fluktuatif.
“Selanjutnya, akuisisi tambang batubara yang siap produksi menjadi salah satu prioritas utama perusahaan, mengingat tambang adalah enabler dari sinergi diantara anak perusahaan di ABM," kata Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News