kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Permintaan dari Tiongkok mengangkat prospek emiten batubara


Jumat, 29 Juni 2018 / 07:01 WIB
Permintaan dari Tiongkok mengangkat prospek emiten batubara
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara


Reporter: Grace Olivia, Krisantus de Rosari Binsasi, Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen positif masih menyelimuti emiten produsen batubara. Sebab, harga komoditas energi ini kembali menanjak seiring tingginya permintaan, serta mengekor harga minyak mentah yang tengah reli.

Kamis (28/6), harga batubara kontrak Juli 2018 di bursa ICE Newcastle di level US$ 113 per metrik ton. Sejak awal tahun ini hingga kemarin atau year-to-date (ytd), harga batubara sudah naik 20,79%.

Tingginya permintaan turut memanaskan harga batubara. "Impor batubara China sepanjang semester pertama tahun ini diperkirakan naik 14% (yoy) menjadi 126,6 juta ton," ujar Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, kemarin.

Indonesia menjadi salah satu pengekspor batubara yang signifikan bagi China. Indonesia menyumbang 49% dari total impor batubara China atau sekitar 61,8 juta ton.

Kondisi terkini pasar batubara global turut menggairahkan harga saham emiten batubara di bursa. Emiten batubara seperti ADRO, DOID, PTBA, HRUM, ITMG dan BUMI diuntungkan oleh membaiknya sektor batubara.

Sepanjang tahun berjalan, indeks pertambangan di BEI sudah tumbuh 17,42%, atau yang tertinggi dibandingkan delapan sektor lainnya.

Saham pilihan

Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap menilai, prospek kinerja emiten batubara masih menjanjikan karena harga komoditas mendukung. Di sisi lain, ada potensi peningkatan produksi setelah membaiknya cuaca.

"Ditambah lagi emiten seperti DOID mendapat kontrak baru serta ADRO yang melakukan diversifikasi ke coking coal, tentunya akan menjanjikan," kata Juan kepada KONTAN, Rabu (27/6).

Untuk HRUM, Juan mengatakan investor bisa masuk di harga Rp 2.350-Rp 2.370 per saham. "Sedangkan ITMG dan BUMI masih perlu wait and see dulu," ungkap dia.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra berpendapat, kinerja emiten batubara berkorelasi positif dengan kenaikan harga batubara. "Dengan harga batubara saat ini, kinerja emiten dalam jangka pendek dan hingga akhir tahun nanti masih tetap menarik," kata dia.

Selain mendapatkan capital gain, menurut Aditya, investor berpeluang mendapatkan kenaikan dividen, sejalan dengan pertumbuhan laba bersih emiten batubara.

Ia juga mengungkapkan beberapa emiten memiliki kontrak yang besar terkait permintaan di pasar luar, seperti ADRO, ITMG dan HRUM. Adapun PTBA menjadi favorit di pasar domestik. "ADRO menjadi perusahaan batubara terbesar di Indonesia dengan porsi ekspor yang besar ke pasar Asia dan biaya dana efisien," imbuh Aditya. Ia menilai ITMG dan HRUM juga punya keunggulan serupa.

Dia menyebutkan, investor bisa mempertimbangkan sejumlah saham batubara untuk dikoleksi, seperti PTBA, ADRO, HRUM dan ITMG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×