kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan batubara turun di awal tahun


Selasa, 30 Januari 2018 / 06:45 WIB
Permintaan batubara turun di awal tahun


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju harga batubara terhenti setelah mengukir rekor tertingginya sejak Mei 2013. Harga emas hitam ini sedikit melemah akhir pekan lalu. Posisi harga yang sudah terlalu tinggi akhirnya mendorong koreksi teknikal. Tapi harga batubara masih berpotensi menguat lagi.

Pada penutupan perdagangan Jumat (26/1) lalu, harga batubara kontrak pengiriman April 2018 di ICE Futures Europe turun 0,43% ke US$ 104,95 per ton. Tapi dibanding pekan sebelumnya, harga batubara masih menguat 1,75%.

Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan, penurunan harga batubara merupakan koreksi teknikal. Posisi harga yang terlalu tinggi mendorong investor melakukan aksi ambil untung. 

Apalagi, pekan ini akan berlangsung pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC). Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga dijadwalkan menyampaikan pidato kenegaraan pekan ini. "Pelaku pasar cenderung wait and see," ujar Deddy pada Kontan, Senin (29/1).

Kendati begitu, penurunan harga tidak akan berlangsung lama. Maklum, harga batubara masih disokong oleh fundamental yang positif.

Hal serupa juga diungkapkan oleh analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono. Harga batubara kini berada di wilayah jenuh beli setelah naik signifikan. 
Permintaan batubara juga turun di Januari dan Februari. Penyebabnya, industri di China tutup selama libur festival musim semi. 

Tetapi, permintaan batubara bisa melonjak setelah Beijing melunakkan aturan pembatasan penggunaan batubara, terutama permintaan untuk pembangkit listrik. China mengimpor 22,74 juta ton batubara Desember lalu, naik dari bulan sebelumnya 22,05 juta ton. 

Wahyu juga pesimistis program peralihan bahan bakar dari batubara ke gas alam di China berjalan mulus. Dus, dalam tiga sampai empat tahun ke depan, permintaan batubara China masih tinggi. 

Selain itu, Presiden AS Donald Trump menaikkan pajak impor solar panel. Mau tidak mau, pasar beralih menggunakan batubara. "Ini bisa meningkatkan pembangkit listrik berbahan batubara," imbuh Wahyu.

Sepanjang kuartal satu, Wahyu memperkirakan harga batubara cenderung melemah seiring berakhirnya musim dingin. Di kuartal dua, harga akan masuk fase konsolidasi.

Wahyu memprediksi harga batubara bergerak antara US$ 104,50-US$ 105,50 per ton hari ini dan antara US$ 103-US$ 108 per ton selama sepekan ke depan. Di akhir kuartal satu, Deddy memprediksi harga batubara ada di kisaran US$ 107-US$ 108 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×