Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Penundaan perjanjian perdagangan sementara AS dan China, membuat pasangan mata uang EUR/USD masih bergerak dengan kecenderungan menguat.
Mengutip Bloomberg, Jumat (8/11), pukul 9.39, EUR.USD tercatat naik 0,01% ke level 1,1051.
Baca Juga: Rupiah dibuka melemah ke Rp 14.018 per dolar AS, Jumat (8/11)
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, sentimen utama yang mengangkat euro naik adalah tertekannya dollar AS akibat tertundanya kesepakatan dagang AS dan China yang direncanakan penandatanganan dilakukan pada November jadi Desember mendatang.
Namun, Alwi memproyeksikan penguatan euro bersifat terbatas karena secara fundamental dan teknikal euro masih cenderung bearish.
Secara fundamental, European Central Brank (ECB) masih berkutat menggelontorkan stimulus dan penurunan suku bunga acuannya untuk menghalau terjadinya potensi resesi di kawasan Eropa.
Baca Juga: Miliarder Michael Bloomberg pertimbangkan masuk bursa capres AS dari Demokrat
"Stimulus tersebut menandakan inflasi Eropa masih rendah dan jangka panjang euro masih bearish," kata Alwi, Kamis (7/11).
Secara teknikal Alwi menganalisis harga berada di bawah MA 10 yang berarti dalam jangka pendek masih bearish. Tren jangka menengah cenderung bullish, kecuali harga sentuh di bawah level 1,1140 yang mengkonfirmasi pergerakan turun.
RSI berada di bawah 50 tekanan jual mulai muncul. Indikator MACD membentuk sinyal divergen yang menandakan posisi seller kuat, Stochastic juga menunjukkan sinyal bearish dengan membentuk cross over.
Hari ini Alwi memproyeksikan rentang EUR/USD berada di support 1,1050-1,0990 dan resistance 1,1092-1,1113. Rekomendasi sell.
Baca Juga: Terjun Bebas, Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Terendah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News