Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) diprediksi akan menguat di akhir tahun. Hal ini didorong periode halving yang akan terjadi di 2024.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, BTC telah menjadi salah satu aset dengan kenaikan tertinggi sepanjang tahun 2023. Menurutnya, hal ini didukung meningkatnya minat dan tingkat adopsi yang naik hingga kembali tumbuhnya kepercayaan di pasar kripto setelah sempat bergejolak di tahun 2022.
Panji juga menjelaskan bahwa BTC sempat mengalami kenaikan lebih dari 80%. Dimulai pada 1 Januari 2023, harga BTC sekitar US$ 16.800 yang kemudian melesat mencapai US$ 31.440 pada 14 Juli 2023 atau harga tertinggi tahun ini.
Sementara, semenjak pertengahan Juli hingga saat ini BTC telah mengalami penurunan disebabkan adanya aksi profit taking, naiknya inflasi bulan Juli dan Agustus, hingga penundaan keputusan ETF Bitcoin spot. Alhasil, harganya sempat anjlok ke angka US$ 24.904 pada awal September sebelum akhirnya mulai kembali naik menjadi US$ 26.750 pada Selasa (19/9).
Baca Juga: Pasar Optimistis The Fed Bakal Tahan Suku Bunga, Mayoritas Aset Kripto Naik
"Maka sejak awal tahun hingga saat ini, BTC masih menguat sebesar 61,14%," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/9).
Namun memang, kenaikan harga ini masih jauh di bawah puncak harga sebelumnya pada November 2021 yang mencapai US$ 69.000. Ia menuturkan, dalam jangka pendek menurut Data Coinglass, bulan Oktober dan November cenderung positif dengan kenaikan rata rata sejak tahun 2013-2022 di Oktober sebesar 22,34% dan November sebesar 50,61%.
"Sementara, potensi Bitcoin untuk melanjutkan rally-nya beberapa tahun ke depan juga masih sangat besar bertepatan akan adanya peristiwa penting pada tahun 2024," sambungnya.
Adapun peristiwa penting di tahun depan adalah periode halving. Halving Bitcoin dijadwalkan berlangsung setiap 210.000 blok atau sekitar 4 tahun sekali.
Sejauh ini sudah ada tiga tanggal Halving Bitcoin, yakni tahun 2012, lalu 2016, dan 2020. Halving BTC berikutnya diproyeksikan akan terjadi pada Jumat 26 April 2024. Menurutnya, BTC Halving akan mengurangi hadiah blok kepada miners BTC dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC.
Sebagai informasi, ide di balik adanya peristiwa halving ini, yaitu demi membatasi pasokan serta memperlambat kecepatan Bitcoin baru masuk ke market. Adapun fungsi dan tujuan utama adalah untuk mengatur pasokan aset digital, meningkatkan nilai aset, serta meningkatkan keamanan jaringan.
Panji menuturkan berdasarkan historis Halving Bitcoin terdapat pola jika dikaitkan pergerakan harga Bitcoin dan peristiwa halving. Momentum bullish Bitcoin biasanya terjadi satu tahun sebelum halving hingga satu tahun setelah terjadi halving dan selalu adanya koreksi terhadap harga BTC setelah dua tahun pasca halving.
Baca Juga: Investor Tembus 17,67 Juta Orang, Tingkat Adopsi Kripto di Indonesia Melonjak Tajam
Pada halving 2012, setahun sebelumnya return harga BTC sebesar 1.473%. Lalu, di 2012 return sebesar 186% dan di 2013 sebesar 5.507%. Baru di 2014 return-nya negatif 58%.
Kemudian pada periode halving 2016, dengan return BTC di 2015 naik 35%, lalu di 2016 naik 125%, dan di 2017 sebesar 1.331%. Baru di 2018 imbal hasilnya turun 73%.
Sama halnya di periode halving terakhir pada 2020 dengan return di 2019 naik 95%, lalu di 2020 naik 301% dan 2021 naik 60%. Baru kemudian di 2022 turun 64%.