Reporter: Barly Haliem, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) siap melanjutkan ekspansi usaha pada tahun ini. Manajemen TOWR semakin optimistis setelah Fitch Ratings menaikkan peringkat utang anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
Fitch menaikkan peringkat surat utang valas jangka panjang Protelindo menjadi 'BBB' dari sebelumnya 'BBB-'. Fitch juga mengerek rating jangka panjang nasional dan rating surat utang senior nasional tanpa jaminan menjadi 'AAA(idn)' dari sebelumnya 'AA+(idn)'. Outlook kedua surat utang tersebut adalah stabil.
Baca Juga: Fitch mengerek peringkat utang anak usaha TOWR menjadi BBB/AAA
"Kami senang mendapatkan rating upgrade dari Fitch Ratings sebagai pengakuan atas kinerja baik perusahaan dan posisi pangsa pasar yang utama dalam menyediakan infrastruktur vital untuk telekomunikasi, terutama saat ini kita hidup dalam pandemi global Covid-19," kata Aming Santoso, Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk, kepada Kontan.co.id, Minggu (3/5).
TOWR mendukung kebijakan pemerintah yang menganggap sektor telekomunikasi sebagai kebutuhan utama saat ini. "Kinerja kami dari awal tahun hingga saat ini menunjukkan peningkatan yang baik untuk bisnis colocation tower telekomunikasi serta rollout yang kontinyu untuk jaringan fiber optik baru," kata Aming.
Baca Juga: Rugi kurs naik 172%, laba bersih PGAS menyusut 27% di kuartal I 2020
Wakil Direktur Utama TOWR, Adam Ghifari menambahkan, pihaknya saat ini memiliki nilai kontrak jangka panjang senilai Rp 51 triliun atas aset infrastruktur telekomunikasi.
"Kalau dihitung tahunan, revenue sekitar Rp 7 triliun dan diperkirakan terus meningkat. Sebagian dari penghasilan tahunan kami reinvestasikan dalam tower," tutur dia. Alhasil, ada recurring income yang menyokong TOWR untuk berfokus kepada investasi menara telekomunikasi baik melalui kesempatan organik atau anorganik.
Manajemen TOWR mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini di kisaran Rp 3 triliun-Rp 3,5 triliun. "Kami menargetkan pertumbuhan revenue high double digit, bahkan bisa lebih,” ujar Adam.
Di sepanjang tahun lalu, TOWR membukukan pendapatanRp 6,45 triliun, tumbuh 9,88% dibandingkan pendapatan 2018 senilai Rp 5,87 triliun.
Baca Juga: Fitch : Porsi utang dollar emiten telko dan menara masih aman
Dari aset tower Grup Sarana Menara Nusantara sekitar 21.000 menara, mereka juga menawarkan sharing dengan multi tenant sehingga efisien. Saat ini TOWR memiliki tenancy ratio 1,73x dan diperkirakan akan naik juga.
"Kami terus mendukung bisnis telekomunikasi yang vital untuk negara selama Covid-19, ada apresiasi dari Fitch dalam bentuk rating upgrade menjadi BBB/AAA, dari sebelumnya BB+/AA-," ungkap Adam.
Dalam pernyataan resminya, Jumat (1/5) lalu, Fitch Ratings menyatakan kenaikan peringkat Protelindo menjadi BBB/AAA mencerminkan perbaikan yang stabil dalam profil risiko bisnis Protelindo, yang merupakan operator menara independen terbesar di Indonesia.
Perbaikan tersebut ditopang oleh tingkat sewa (tenancy) yang lebih baik, risiko perpanjangan kontrak yang lebih rendah, pertumbuhan yang kuat dan peningkatan diversifikasi pendapatan.
Baca Juga: Terseret bursa Asia, IHSG melorot 2,58% pada awal perdagangan Senin (4/5)
Peringkat nasional 'AAA' menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch dalam skala peringkat nasional untuk Indonesia. Fitch menyematkan peringkat ini kepada penerbit atau surat utang dengan ekspektasi risiko default paling rendah dibandingkan semua penerbit atau surat utang lain di negara atau kesatuan moneter yang sama.
Sebelumnya Fitch, S&P juga telah menegaskan peringkat BBB dengan outlook stabil untuk Protelindo. Menurut S&P, anak usaha TOWR ini memiliki likuiditas yang cukup untuk membayar utang jatuh tempo tepat waktu dan mampu bertahan di tengah tekanan saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News