kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringkat Surat Utang Korporasi Meningkat, Kupon Tetap Menarik


Rabu, 20 April 2022 / 19:32 WIB
Peringkat Surat Utang Korporasi Meningkat, Kupon Tetap Menarik
ILUSTRASI. Obligasi.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas surat utang korporasi yang tercermin dari peringkat, di tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu. Peringkat yang lebih tinggi ini menunjukkan bahwa fundamental perusahaan penerbit surat utang sudah lebih baik. 

Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sejak awal tahun hingga 15 April, surat utang korporasi yang memiliki rating idA- ke atas berjumlah 36 surat utang. Sementara, surat utang yang memiliki rating idBBB+ ke bawah berjumlah 19 surat utang. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan peringkat surat utang korporasi lebih tinggi karena sesuai dengan permintaan investor yang kini berpandangan risiko di pasar obligasi sudah lebih terjaga bahkan menurun. Sentimen positif datang dari perbaikan ekonomi pasca pandemi.

"Tahun lalu investor fokus memburu obligasi pemerintah, di tahun ini investor mulai berani memburu obligasi korporasi tetapi dengan peringkat yang lebih tinggi agar tetap aman," kata Wawan, Rabu (20/4).

Semakin tingginya peringkat surat utang maka kupon yang ditawarkan akan semakin rendah. Meski begitu, Wawan menilai kupon yang ditawarkan surat utang korporasi di tahun ini akan tetap menarik di mata investor.

Baca Juga: Pefindo Menaikkan Peringkat Emiten Grup MNC, Global Mediacom (BMTR) Menjadi idA+

Pefindo mencatat rata-rata kupon obligasi korporasi dengan peringkat BBB untuk tenor 3 tahun saat ini  sebesar 10%. Sebagai perbandingan, rata-rata kupon di 2021 berada di 11,6%. 

Sedangkan, rata-rata kupon obligasi dengan peringkat A untuk tenor 3 tahun saat ini sebesar 7,8% dibandingkan rata-rata tahun 2021 di 8,9%. 

Wawan menilai meski rata-rata kupon dibandingkan akhir tahun lalu menurun, investasi di obligasi korporasi saat ini tetap menarik karena kupon jauh berapa di atas bunga deposito. 

Ke depan, Wawan memproyeksikan tawaran kupon obligasi korporasi berpotensi lebih tinggi dari rata-rata saat ini. Kupon obligasi korporasi naik bila suku bunga Bank Indonesia naik mengikuti tren kenaikan suku bunga global. 

Wawan memproyeksikan jika suku bunga The Fed naik di atas 1%, maka suku bunga BI juga akan naik. Faktor lain yang memicu suku bunga BI naik juga bisa berasal dari inflasi dalam negeri yang naik ke 4%-5% di tahun ini. 

Namun, Wawan mengingatkan kualitas surat utang korporasi kembali pada kondisi keuangan dan fundamental masing-masing entitas serta sektornya. 
"Meski peringkat tinggi, tetap saja tidak ada yang bisa memastikan kemampuan bayar penerbit surat utang akan aman seterusnya," kata Wawan. 

Sejauh ini, Wawan menilai surat utang korporasi dari sektor telkomunikasi dan perbankan cenderung lebih tahan banting di tengah kondisi tekanan ekonomi. Namun, melihat bahan baku saat ini kompak naik, meski permintaan akan barang konsumsi naik, sektor konsumer jadi memiliki tantangan. Alhasil, Wawan mengingatkan investor yang masuk ke obligasi korpoasi selalu pertimbangkan risiko pasar dan kondisi makroekonomi. 

Baca Juga: Tingkat Suku Bunga Belum Naik, Penerbitan Obligasi Korporasi Tumbuh Solid

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih juga mengatakan faktor yang berpotensi membebankan keuangan emiten adalah kenaikan harga komoditas. 

"Sektor yang menggunakan komoditas sebagai bahan baku dan energi akan meningkatkan biaya produksi yang berpotensi menggerus marjin bila kenaikan harga tidak bisa dialihkan pada kenaikan harga jual produk dan pertimbangan persaingan daya beli," kata Niken. 

Direktur Pefindo Hendro Utomo menambahkan risiko gagal bayar berpotensi masih dihadapi emiten yang kondisi usaha dan arus kasnya belum menunjukkan pemulihan signifikan sesudah dilanda pandemi 2020-2021. 
"Belum adanya kepastian atas rencana pelunasan kewajiban keuangan yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat juga bisa menjadi risiko," kata Hendro. 

Wawan menyarankan strategi investasi di surat utang korporasi di tahun ini adalah pegang hingga jatuh tempo. Sebaliknya, jika diperjualbelikan ada risiko penurunan harga seiring tren kenaikan suku bunga yang membuat yield di pasar obligasi secara umum naik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×