kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Peringkat kredit naik, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 984 triliun


Rabu, 26 Juni 2019 / 19:03 WIB
Peringkat kredit naik, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 984 triliun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mulai bertambah sejak Indonesia Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat kredit di awal Juni 2019. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 984,24 triliun per Selasa (25/6). Sejak awal tahun jumlah tersebut tumbuh Rp 90,99 triliun atau naik 10,19%. 

I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC sekuritas mengatakan kenaikan peringkat kredit Indonesia menaikkan kepercayaan investor asing, sehingga wajar kepemilikan asing di SBN. 

Rian Wisnu Murti, Chief Product Development and Head of Sharia Unit PT Eastspring Investments Indonesia menambahkan faktor yang membuat asing menambah kepemilikan di SBN meski kondisi global masih memanas adalah karena fundamental makro ekonomi Indonesia masih dinilai baik. 

"Inflasi terjaga dengan baik, cadangan devisa memang defisit tetapi masih dalam batas yang bisa dikontrol begitu juga dengan utang pemerintah, bahkan nilai tukar rupiah yang sempat bergejolak kini cenderung membaik tak lanjut bergerak liar, indikator ini yang paling asing cemaskan dan jika Indonesia bisa mempertahankan fundamental  maka bisa lebih menarik asing lagi," kata Rian, Rabu (26/6). 

Ari Pitojo, Chief Investment Officer Eastspring Indonesia mengatakan, real interest rate Indonesia yang kompetitif juga menambah ketertarikan asing masuk ke pasar obligasi dalam negeri. "Dibanding dengan negara dengan rating yang sama, real interest rate Indonesia paling menarik," kata Ari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×