Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings Indonesia kembali menurunkan peringkat salah satu perusahaan pengembang properti yakni PT PP Properti Tbk (PPRO). Fitch Ratings Indonesia telah menurunkan peringkat nasional jangka panjang PPRO dari semula BBB-(idn) menjadi CCC (idn).
Fitch pun telah memangkas peringkat obligasi PPRO sebesar Rp 2 triliun dan medium term note (MTN) Rp 600 miliar menjadi CCC (idn) dari BBB- (idn).
Dalam rilis pada Kamis (13/8), pemotongan peringkat tersebut mencerminkan melemahnya posisi likuiditas PPRO yang mengarah pada risiko pembiayaan yang lebih tinggi dalam jangka pendek, terutama total MTN sebesar Rp 1,23 triliun yang jatuh tempo antara Agustus dan November 2020.
Baca Juga: Tingkat utang masih tinggi, Pefindo masih pasang outlook negatif PP Properti (PPRO)
Sebelumnya, Fitch Ratings Indonesia juga telah memangkas peringkat emiten properti PT Agung Podomoro Tbk (APLN) dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menilai, pemangkasan peringkat oleh Fitch Ratings Indonesia tentu menjadi sentimen negatif untuk saham-saham tersebut karena dianggap memiliki risiko kredit yang cukup besar. Lebih jauh ia melihat, prospek saham-saham properti pada tahun 2020 ini memang cukup berat.
Sejumlah emiten properti pada paruh pertama tahun ini juga mencatat rugi bersih. Sebagai contah PTPP yang sepanjang semester I-2020 membukukan penurunan pendapatan 36,56% yoy menjadi Rp 6,75 triliun. Sementara laba bersih emiten pelat merah ini merosot 95,36% menjadi Rp 15,95 miliar.
Baca Juga: Pendapatan Agung Podomoro Land (APLN) turun 12% jadi Rp 1,72 triliun di semester I
Selanjutnya, Agung Podomoro Land juga mencetak penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 1,72 triliun dalam semester I-2020 atau turun 12% dibandingkan Rp 1,96 triliun pada semester I-2019.
Meski demikian, Zamzami bilang adanya pelonggaran PSBB emiten properti bisa kembali gencar melakukan pemasaran. "Sehingga diekspektasikan akan ada recovery pelan-pelan. Meski ada tantangan lain masih ada seperti pelemahan daya beli, shifting gaya hidup, dan PSAK 72," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (13/8).
Dia juga memprediksi untuk jangka panjang emiten properti masih akan didorong oleh pertumbuhan populasi kelas menengah dan backlog perumahan yang besar. "Selain itu pembelian oleh pemakai (end user) mulai naik, dan kebijakan yang supportive bisa mendorong sektor properti," tambah Zamzami.
Baca Juga: Alam Sutera Realty (ASRI) bakal luncurkan dua proyek baru di semester II
Secara sektoral, sambungnya, saham sektor properti diperdagangkan sangat diskon dari nilai net asset value (NAV). Ia menyarankan, pelaku pasar untuk dapat mencermati saham-saham big caps dari sektor properti dengan balance sheet yang terbilang baik seperti PWON dengan target harga Rp 490 dan CTRA dengan target harga Rp 790.
Kemudian saham PTPP juga bisa dicermati dengan target harga Rp 1.060 per saham. Sementara ia menilai saham APLN dan ASRI belum menarik untuk dikoleksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News