Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada Rabu (4/5) diterawang akan cenderung terbatas.
Pada Selasa (3/5), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercerin pada INDOBeX Government Clean Price nyaris stagnan di level 112,57.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menduga, harga obligasi negara di pasar sekunder pada hari ini bakal terbatas, terutama pada awal perdagangan. Pelaku pasar bakal mencermati rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 oleh Badan Pusat Statistik pada Rabu (4/5).
"Arah pergerakan harga SUN akan ditentukan oleh hasil dari data ekonomi tersebut. Data yang lebih baik dari perkiraan akan menjadi katalis positif di pasar SUN, mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan harapan pelaku pasar," terangnya.
Namun, apabila pertumbuhan ekonomi Tanah Air lebih rendah dari prediksi, data tersebut akan menjadi katalis negatif. Maklum, pemerintah telah menelurkan beberapa paket kebijakan. Bank Indonesia (BI) juga sudah memangkas suku bunga acuan ke level 6,75%.
"Bakal dianggap tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri," tukasnya.
Dari eksternal, imbal hasil surat utang global pada Selasa (3/5) cenderung menyusut. Hal ini timbul setelah koreksi di pasar saham memicu investor untuk memarkirkan dana pada instrumen yang lebih aman alias safe haven asset.
"Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 1,796% dan tenor 30 tahun pada level 2,655%," ujarnya.
Adapun imbal hasil Surat Utang Jerman (Bund) ditutup turun dari semula 0,28% menjadi 0,202%. Lalu, imbal hasil Surat Utang Jepang semakin memasuki teritori negatif, yaitu pada level minus 0,113% dari penutupan sebelumnya di level minus 0,08%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News