kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Pergerakan CDS di tengah sentimen stimulus AS dan yield US Treasury


Jumat, 12 Maret 2021 / 20:31 WIB
Pergerakan CDS di tengah sentimen stimulus AS dan yield US Treasury
ILUSTRASI. CDS credit default swap risiko berinvestasi di Indonesia meningkat turun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan ditekennya stimulus Amerika Serikat (AS) menambah optimisme pelaku pasar. Sentimen tersebut juga sempat membuat persepsi investor terhadap risiko investasi Indonesia yang tercermin dalam credit default swap (CDS) menurun.

Jumat (12/3), CDS tenor 5 tahun pukul 12.00 sempat menurun ke level 77 dari hari sebelumnya di level 78. Namun, di akhir perdagangan, CDS ditutup naik ke level 81. Sedangkan, di tengah pekan ini CDS sempat melonjak ke level 85.

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengatakan persetujuan stimulus AS oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di sana memberi sentimen positif bagi pasar emerging market. CDS turun juga karena didukung oleh data inflasi AS yang belum tumbuh sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.

Baca Juga: Di tengah pandemi, kekayaan rumah tangga AS berhasil menyentuh rekor

"Inflasi AS tidak setinggi yang diharapkan menyebabkan indeks dollar melemah dan berikan sentimen positif untuk emerging market," kata Yudha, Jumat (12/3).

CDS turut menurun  karena didukung sentimen dalam negeri. Yudha mengamati distribusi vaksin di Indonesia yang lancar membuat risiko investasi menurun. "Distribusi vaksin yang lebih cepat bisa membantu pemulihan ekonomi," kata Yudha.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula menilai CDS yang sempat turun menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap Indonesia masih tinggi meski volatilitas global meningkat dengan yield US Treasury yang melonjak melampaui 1,5%.

"Sentimen negatif mereda, maka terlihat fundamental Indonesia masih kuat makanya CDS turun," kata Ezra. 

Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang bertumbuh maka ke depan Yudha optimistis CDS bisa kembali menurun. Yield Surat Utang Negara (SUN) acuan tenor 10 tahun juga diproyeksikan menurun. Jumat (12/3), yield SUN bertengger di 6,7%.

Yudha mengamati level yield SUN saat ini menjadi yang tertinggi di antara kawasan regional. Ditambah, fundamental Indonesia yang kuat, terlihat dari defisit yang tidak sedalam negara lain dan distribusi vaksin lancar, Yudha memproyeksikan investor asing akan kembali masuk ke pasar SUN.

Yudha optimistis yield SUN berpotensi menurun ke 5,75% di akhir tahun ini. Dengan catatan, sikap The Fed tidak berubah, yaitu tidak akan melakukan normalisasi suku bunga dalam waktu dekat.

Namun, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario mengatakan, level CDS berbalik naik ke 81, karena dalam jangka pendek pengesahan stimulus AS bisa menarik dana asing kembali ke AS. Namun, CDS yang bergerak naik tidak lantas membuat dana asing keluar dalam jumlah besar.

Ramdhan mengamati pengesahan stimulus yang ditujukan untuk menumbuhkan ekonomi AS, berpotensi menarik dana investasi ke balik ke AS.

"Pasar AS saat ini masih dinilai lebih menarik dalam jangka pendek ini, asing lari ke AS karena dalam ada potensi untung jangka pendek yang bisa diraup," kata Ramdhan.

Baca Juga: Biden targetkan kehidupan di AS akan kembali normal saat hari kemerdekaan pada 4 Juli

Namun, jika kondisi ekonomi global sudah berbalik normal, tingginya yield SUN akan kembali menarik investor asing untuk masuk ke pasar surat utang Indonesia. "Selama ini asing nyaman masuk di pasar SUN dengan yield yang lebih tinggi," kata Ramdhan.

Senada,  Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan walaupun dalam jangka pendek pergerakan CDS akan mengikuti sentimen global yang masih volatile, tetapi dalam jangka panjang CDS berpotensi menurun seiring perekonomian Indonesia yang membaik.

Ezra juga menilai risk on global dengan kenaikan yield US Treasury sudah lebih terjaga di 1,5%-1,6%. Sementara, yield Indonesia yang menarik akan memikat investor asing untuk masuk kembali. "Asing akan masuk kembali di harga obligasi dan rupiah yang lebih murah," kata Ezra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×