Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/11). Pada perdagangan sesi I hari ini, harga saham CBUT naik 23,19% ke level Rp 850.
Pada aksi korporasi ini, CBUT menawarkan sebanyak 625 juta saham atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Harga yang ditawarkan pada IPO Rp 690 per saham. Dengan demikian, total dana yang dihimpun sebesar Rp 431,25 miliar.
Direktur Utama Citra Borneo Utama Balakrishnan Naidu Ramasamy Naidu menjelaskan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi biaya?biaya emisi, akan dipergunakan untuk pengembangan usaha.
Baca Juga: Hari Ini Terakhir Beli IPO Saham CBUT PRAY BELI MKTR BSBK OMED, Ini Saran Analis
Sebanyak 54% dana akan digunakan untuk pembangunan refinery extension dan infrastrukturnya. Sementara, sisanya akan digunakan untuk peningkatan modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku yaitu CPO dan Palm Kernel dalam rangka meningkatkan utilisasi produsksi pada pabrik kernel crushing dan refinery.
Per 2021, kapasitas refinery CBUT sebesar 2.500 ton per hari dengan total produksi sebesar 586.000 MT. Perseroan memiliki pangsa pasar mencakup pasar lokal maupun international.
Dengan pengembangan bisnis tersebut, pihaknya optimistis dapat membukukan pertumbuhan penjualan dan laba hingga akhir tahun.
"Kami optimistis pendapatan dan laba bersih sampai akhir tahun bisa naik 10%-15%," ujarnya, Selasa (8/11).
Pada akhir tahun lalu, CBUT membukukan penjualan Rp 8,66 triliun dan laba bersih Rp 286,66 miliar. Sementara, mengacu pada laporan keuangan perusahaan per 31 Maret 2022, pendapatan CBUT meningkat 114% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan tersebut terutama dipicu oleh pertumbuhan produksi dan volume penjualan produk, yakni RBDPO, RBD Olein, RBD Stearin, PFAD, CPKO, dan PKE.
Baca Juga: Emiten Ramai IPO di Kuartal IV, Simak Prospek Usahanya
Mengacu juga pada laporan keuangan perseroan yang tertera dalam prospektus IPO, dalam lima tahun terakhir margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan apresiasi nilai tukar (EBITDA) menunjukkan tren kenaikan. Jika dibandingkan secara tahunan, naik 98,93%.
Kenaikan dipicu peningkatan EBITDA yang lebih tinggi ketimbang kenaikan penjualan. EBITDA Perseroan per Desember 2021 tercatat Rp 410,46 miliar sedangkan per Desember 2020 sebesar Rp3 7,52 miliar.
Dalam IPO ini PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News